narrative writings of thesunmetmoon

Part 49

#gyushuaabo

“Tuan Kim, bolehkah saya bicara sebentar pada Anda?”

Tuan Kim duduk tertegun. Pikirannya masih penuh oleh pengakuan sang Omega sebelumnya. Nyonya Hong menghela napas. Ia tadi mengetuk pintu kamar Tuan Hong setelah Omega itu berlari sekuat tenaga naik ke lantai dua, namun tidak ada jawaban. Satu-satunya yang bisa ia korek hanya informasi dari seorang Alpha di ruang tengahnya.

Setelah wanita Beta itu duduk di seberang Tuan Kim, ia memandangi lelaki itu lekat-lekat.

”...Saya akan bertanya pada Anda apa yang Anda lakukan pada putra saya,” ucapnya tenang. “Mohon diingat bahwa Anda sudah berjanji pada saya.”

Tuan Kim masih terdiam, sampai kemudian ia menjawab, “Tuan Hong bertanya pada saya kenapa saya mau menikahinya.”

Sang Beta bergumam.

“Saya menjawabnya dengan jujur. Saya ingin hidup bersamanya. Saya...saya tidak mau mundur atau berputar-putar lagi. Saya ingin menyampaikan apa yang sebenarnya ada di hati saya...”

“Lalu?”

”...,” Tuan Kim mendesah. “Lalu, Tuan Hong bertanya pada saya apakah...apakah saya masih berpikiran sama ketika tahu bahwa Tuan Hong tidak suci lagi...”

Saat itu, bola mata Nyonya Hong membulat. “...Lalu, apa jawaban Anda?” helanya.

“Saya...”

==

(“? Oh, apakah maksud Anda sebagai teman estrus Anda? Saya maklum, bagaimanapun tanpa partner, estrus Alpha dan Omega akan sangat menyakit—”)

(“Bukan! Maksudku—!”)

(“J-Joshua...? Saya mohon, bernapaslah. Tenanglah. Mari bicarakan baik-baik.”)

(“Ugh—”)

(“Joshua??”)

Brak! Tap, tap, tap—

==

”...Saya paham kalau estrus bukanlah hal yang mudah dilewati sendirian. Saya sendiri juga merasakan,” aku Tuan Kim. “Bila ada partner untuk melewatinya, maka akan jauh lebih mudah. Jadi, saya tidak masalah bila...bila saya bukan yang pertama menyentuh Tuan Hong...”

Bukankah, yang terpenting, ia menjadi yang terakhir?

”...Apa...saya salah bicara lagi?”

Terbayang punggung Tuan Hong yang menjauh darinya. Sekali lagi. Sekali lagi, Omega itu terlepas dari tangannya.

“Tuan Kim,” Nyonya Hong memanggilnya, sehingga Tuan Kim mendongak untuk menatap wanita itu. Entah mengapa, ada rasa bersalah terpateri di sana. “Saya akan menceritakan satu kisah pada Anda. Kisah yang seharusnya tidak saya bagikan, tapi...saya ingin Anda memahami putra saya...

Saya mohon Anda dengarkan sampai selesai dan, setelah itu, keputusan saya serahkan ke tangan Anda.”

Memandang wajah kebingungan Tuan Kim, Nyonya Hong tersenyum lemah.

“Tuan Kim, putra saya membenci Alpha. Apa Anda tahu mengapa?”

Lelaki itu tidak menjawab.

“Karena mantan suami saya pernah mencoba menidurinya.”