Part 50
“Mantan suami saya,”
Nyonya Hong mulai bercerita.
“Dia Alpha yang baik. Saya ditinggal mati suami pertama saya, ayah Joshua. Dia sakit dan wafat saat Joshua masih kecil.”
Nyonya Hong diam-diam menelan ludah.
“Perlu Anda ketahui, Tuan Kim, di negara kami, Omega dipandang lebih rendah daripada anjing. Orangtua yang memiliki anak Omega membuang mereka, baik ke jalan, dijual ke tempat-tempat tidak baik, atau ditelantarkan begitu saja. Bagi negara kami, Omega adalah aib.”
Jari-jemarinya hampir mencakar rok gaunnya sendiri. Tuan Kim menatapnya iba. Sebagai Beta yang memiliki putra seorang Omega, pastilah Nyonya Hong sudah melewati banyak hal tidak menyenangkan dalam hidupnya.
“Saya...saya sudah berusaha,” rasanya dada Nyonya Hong sesak. “Saya benar-benar berusaha memberikan hidup senormal mungkin padanya. Saya menjaganya dari semua yang bisa dan akan menyakitinya. Saya...sudah berusaha...”
“Nyonya Hong...”
“Tapi...tapi saya tidak bisa sendirian. Saya tidak kuat lagi sendirian. Saya kesepian. Saya butuh teman untuk menanggung tanggung jawab ini bersama-sama. Dan saya bertemu dengannya. Dia...dia seperti Anda...”
Rahang Tuan Kim otomatis menegang.
“Dia Alpha yang tinggi besar, tapi sangat ramah. Dia melihat saya seolah saya satu-satunya di dunia. Pun ketika dia tahu saya memiliki anak Omega, dia bersedia merawatnya bersama dengan saya. Saya pikir...saya bisa memercayainya. Kami menikah ketika Joshua berusia 15.”
Nyonya Hong mengambil napas. Tuan Kim menumpangkan dagu ke atas kepalan tangannya.
“Tadinya semua baik-baik saja. Joshua akhirnya punya sosok ayah. Pun mantan suami saya itu tidak...tidak nampak jijik pada Omega, meskipun dia Alpha. Saya kira...saya kira...”
Tangkupan tangan menutup wajah wanita itu.
“Sampai suatu hari saya pulang bekerja dan...bau estrus...kuat...”
Bulu kuduk Tuan Kim berdiri. Ada sesuatu yang berat membebani perutnya.
”...Dan...dan di lantai di ruang keluarga...putra saya...ditelanjangi dan di—”
Nyonya Hong tidak sanggup melanjutkan. Wanita itu menarik napas berkali-kali, memaksa dirinya kembali tenang.
”...Saya...saya berteriak. Saya melemparnya dengan tas saya. Dengan buku, dengan gelas, dengan semua benda yang bisa saya raih, tapi, tapi...apalah kekuatan Beta bila dibandingkan dengan Alpha dalam estrusnya...
Dia balik menyerang saya. Saya terhimpit ke dinding. Tangannya hampir mematahkan leher saya. Saya pikir saya akan mati. Saya yakin saya akan mati.”
Hening, kemudian. Keretak api terdengar lagi.
”...,” Tuan Kim sendiri menahan mati-matian amarah yang, perlahan tapi pasti, berkobar dalam hati. Mendengar Omega dambaannya diperlakukan buruk di negara asalnya saja sudah membuatnya ingin mengamuk, tapi mendengarnya dipaksa untuk melayani estrus Alpha lain...
“Tapi, saya tidak mati.”
Nyonya Hong menghela napas panjang.
“Karena Joshua.”
Kedua alis Tuan Kim terangkat.
“Joshua menikamnya.”
Nyonya Hong langsung merentetkan kalimat.
“Dia-dia melakukannya demi saya! Dia tidak bersalah! Sama sekali tidak bersalah! Anak itu...tidak punya pilihan...,” Nyonya Hong melanjutkan. “Walau kesakitan, walau...walau takut, anak itu...mengambil pisau dapur dan menikam...menikam Alpha yang sedang membunuh ibunya...
Dia mengamuk. Dia mulai menghajar saya, melukai Joshua. Menyerang membabi buta. Estrusnya tidak terkendali. Sampai kemudian, saya menyeret Joshua dan lari. Saya lari bersama anak saya. Saya tidak peduli ke mana. Saya hanya ingin membawa anak saya ke tempat aman. Saya hanya ingin melindungi anak saya...”
“Lalu, Anda pergi ke negara ini.”
Nyonya Hong mengangguk.
“Negara ini adalah musuh lama negara kami. Kalaupun ketahuan bahwa Joshua telah menikam seorang Alpha, mungkin negara kami tidak akan repot-repot menurunkan gengsi untuk bertanya pada Tuan Raja Anda untuk menyerahkan seorang Omega,” aku Nyonya Hong. “Apalagi, kami dengar, Omega di negara ini dijaga baik-baik, berbeda dari perlakuan di negara kami. Saya pikir, Joshua akan bahagia di sini.
Tapi, anak itu bilang pada saya kalau, di umur 18, dia akan pergi dari sini dan kembali ke sana...”
Kerutan di kening Tuan Kim pun muncul. “...Kenapa?” dirinya tidak paham. Ia sendiri sudah melihat dengan mata kepalanya bagaimana buruknya perlakuan Omega di sana. Bahkan pangeran mereka sendiri, Tuan Kwon, dikurung dan ditelantarkan di menara, jauh di area tak terawat di istana. Tidak banyak yang mengetahui keberadaan sang Pangeran Omega mereka kecuali anggota kerajaan dan beberapa orang, seperti Tuan Raja dan Tuan Kim, semata karena Tuan Raja pernah ditunangkan dengan Tuan Kwon.
Nyonya Hong menggeleng. Ia sendiri tidak tahu apa alasan putranya untuk kembali ke sana. Tidak ada kenangan baik baginya dan bagi putranya di sana.
“Terus terang, Tuan Kim, ketika Anda datang, saya cemas. Anda mirip dengan mantan suami saya. Tapi, ketika saya mencium bau feromon Anda di tubuh Joshua, saya pikir mungkin Anda benar-benar tulus pada anak saya. Bagaimanapun, feromon tidak bisa berbohong.”
Pandangannya melunak.
”...Tuan Kim, Joshua...meskipun begitu...dia masih suci...”
Tetes tangis turun kemudian.
“Saya membawa Joshua ke dokter segera setelah itu dan dokter bilang bahwa dia tidak disentuh di sana. Mantan suami saya tidak...,” Nyonya Hong menggertakkan gigi. “Dia tidak.... Bagaimanapun, dia pernah menyayangi anak itu...”
Ia menyeka wajahnya. Tuan Kim mengeluarkan sapu tangan untuk diulurkannya pada Nyonya Hong.
“Maafkan saya, tapi saya...pernah mencintainya...”
Tuan Kim tidak berkata apapun. Ia hanya memandang dengan iba akan ibu dan anak yang bernasib menyedihkan itu.