narrative writings of thesunmetmoon

Part 51

#gyushuaabo

Dua ketukan terdengar di pintu.

“Siapa?”

Nggak ada jawaban. Joshua, mikir kalau itu ibunya, pun berjalan untuk membuka pintu kamar. Dan, begitu dibuka, Tuan Kim berdiri di sana.

Tuan Kim yang, Joshua kira, sudah pulang sedari tadi.

”!!”

Betapa kagetnya anak itu. Tapi, kekagetannya langsung berubah menjadi kaku ketika, tiba-tiba saja, Tuan Kim memeluknya.

Benar-benar memeluknya.

Lengannya melingkari pinggang Joshua, sementara satu tangan di belakang kepalanya. Hidung Joshua tepat berada di sisi lehernya, dimana harum teh yang anak itu sukai menguar dari kelenjar feromon di sana. Pelukan Tuan Kim sama hangatnya dengan bau feromonnya, membuat hati anak itu terasa lebih ringan.

“Ya,” bisik Tuan Kim di telinga Joshua. “Jawaban saya adalah, ya, saya tetap ingin menikahi Anda. Saya ingin memberikan Anda banyak kenangan indah untuk menghapus kenangan-kenangan buruk Anda.”

Joshua tersentak. “Kamu—”

—tau?

“Saya mencintai seluruh Anda. Apapun yang pernah terjadi pada Anda, perasaan saya tidak akan berubah.”

Rasanya, kepala Joshua mendadak kopong. Feromonnya bergumul bersama feromon Tuan Kim, membuat udara menjadi manis dan hangat, seolah bau mereka lebih tahu bahwa mereka saling tertarik satu sama lain dan nggak ada gunanya saling menyangkal. Pandangan Joshua mulai kabur lagi oleh air mata yang tertahan.

Tuan Kim mengelus pipinya ke pipi Joshua, menandainya, memberikan kepastian tanpa kata-kata. Bagaimanapun, lidah begitu lunak dan pandai berdusta. Sebaliknya, hati nggak akan pernah bisa berbohong.

”...Ulang lagi?”

Tuan Kim mengerjap, “Maaf?”

“Ulangin lagi. Tadi yang kamu bilang.”

“Eh, 'perasaan saya tidak akan berubah'?”

“Sebelum itu,” geleng sang Omega.

Oh.

Tuan Kim tersenyum bahagia melihat bagaimana Joshua tersipu dalam pelukannya, lalu Alpha itu menunduk untuk membisikkan kalimat yang Omeganya pinta, nggak peduli untuk berpuluh, beratus, beribu kali pun sepanjang hidupnya:

“Saya mencintai Anda.”