narrative writings of thesunmetmoon

Part 59

#gyushuaabo

Dengan ragu, Joshua membuka pintu menuju apotek, hanya untuk disambut kerincing bel di pintu dan seorang Beta yang spontan tersenyum manis kala melihatnya datang.

“Selamat datang,” ucapnya. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan Hong?”

Nggak ayal, Joshua melongo. “Kamu kenal aku?” tanyanya.

Beta itu malah ketawa.

“Anda menjadi buah bibir di kota saat Anda datang! Tentu saja saya mengenal wajah Anda!” Beta itu mengakui. “Oh ya, dimana tata krama saya. Saya Seo Myungho. Salam kenal, Tuan Hong.”

“Mm, salam kenal,” Joshua mengangguk sekali. “Mm...jadi ini bukan tempat praktek, sebentar...” Anak itu mengambil kertas contekan dari ibunya di saku kemeja. “...Jeon Wonwoo?”

“Ini tempat praktek suami saya, benar. Juga apotek tempat saya bekerja,” Tuan Seo memberikan penjelasan. “Apakah Anda ingin berkonsultasi dengan suami saya?”

Anak itu pun mengangguk membenarkan.

“Baik. Kalau begitu,” Tuan Seo bergeser di balik konter mendekati sebuah buku besar yang terbuka lengkap dengan pena gores juga tinta. “Silakan isi data Anda di sini terlebih dahulu. Suami saya sedang ada pasien saat ini. Saat dia selesai, saya akan mengabarkan kedatangan Anda.”

Joshua menurut. Meski agak kesusahan karena pena gores rentan membuat tinta meleber nggak terkontrol, untungnya dia nggak sampai menodai buku itu. Diisinya kolom nama, tanggal lahir, tinggi dan berat badan...

”...Uh...”

Tuan Seo, menyadari kebimbangan sang Omega, bergeser lagi untuk membantunya. “Ya, Tuan? Apakah ada masalah?”

“Emm, ini,” anak itu menunjuk ke kolom terakhir. “Keluhan. Mm, ini, eh, agak bersifat, hmm, pribadi. Apa aku harus isi?”

Tuan Seo mengerjap. Lalu, dia melihat ke arah Joshua.

“Eh, saya, seperti semua orang tau, Omega, jadi saya, mm, ada masa...itu...”

“Ah.”

Joshua menunduk, agak malu.

“Baik. Mohon maafkan saya. Tidak apa tidak diisi, atau Anda bisa tulis 'pribadi'.”

Goresan pena berikutnya menghilang secepat datangnya. Tepat saat itu, seorang wanita keluar dari bagian belakang toko dan menyapa sang Beta.

“Permisi, Tuan Seo.”

“Oh, Nyonya Jo,” Tuan Seo membungkuk sedikit. “Apakah ada obat yang diresepkan?”

“Ada, Tuan. Ini dari suami Anda,” diberikannya secarik kertas pada sang apoteker. Tuan Seo mengambilnya, lalu mengangguk-angguk.

“Baik. Saya akan segera persiapkan. Silakan duduk dahulu, Nyonya Jo,” kemudian, Beta itu menoleh ke arah Joshua. “Sebentar ya, Tuan Hong, saya akan memberitahu suami saya.”

Punggungnya menghilang. Hanya membutuhkan satu-dua menit bagi Joshua buat melihat-lihat berbagai obat di sana, ditaruh dalam botol-botol kaca yang menarik seperti ramuan penyihir, sebelum namanya dipanggil.

Begitu masuk, seorang dokter Beta berkacamata tersenyum padanya. Jeon Wonwoo sama ramahnya dengan Seo Myungho. Joshua menghela napas, lalu duduk saat dipersilakan.

“Ada yang bisa saya bantu, Tuan Hong?” dalam hati, Dokter Jeon berpikir betapa menariknya menemukan Omega Tuan Kim duduk di dalam ruang prakteknya kini, alih-alih sang Alpha.

Anak itu mengangguk, kemudian mulai bercerita.