Part 70
Tuan Seo memundurkan tubuhnya hingga punggung bertemu dada. Dokter Jeon secara otomatis menaruh tangan di pinggang suaminya. Mereka duduk di bak mandi yang airnya dipanaskan oleh gas, mengendurkan syaraf-syaraf tegang sekaligus membasuh bau feromon Alpha dan Omega yang begitu lekat menempel pada pakaian dan kulit mereka.
Sejenak, hanya ada bunyi percikan air dan tarikan napas di kamar mandi bertegel putih tersebut.
Ketika Tuan Seo turun dari kamar Tuan Hong, suaminya sudah berada di dalam rumah, tengah membalut perban di lengan Nyonya Hong. Begitu Tuan Seo mendekat, Dokter Jeon dipenuhi feromon Tuan Kim, seperti dirinya yang berbau Tuan Hong. Meski tidak nyaman, mereka menahan diri, memberikan obat untuk luka Nyonya Hong dan anjuran mengenai Tuan Hong. Dokter Jeon merasa, meski kekuatan estrusnya meningkat berkali lipat, Tuan Hong akan melewatinya dalam 3 hari, paling lama 5 hari, karena tubuhnya masih dalam tahap penyesuaian. Meledak, namun reda dengan cepat. Perlu satu-dua kali estrus lagi sampai Tuan Hong bisa menjalani siklusnya dengan teratur.
“Sebenarnya akan lebih mudah jika Tuan Hong melewatinya bersama seorang Alpha, tapi...”
Dokter Jeon tidak melanjutkan, melihat Nyonya Hong menggeleng sedemikian rupa.
“Saya serahkan pada putra saya, Dokter,” tegas wanita itu. “Dan dia bilang pada saya, saat estrusnya datang, dia tidak mau bersama Alpha.”
Dokter Jeon diam-diam berpikir, mungkin ada hubungannya dengan masa lalu yang Tuan Hong pernah sebutkan saat sesi konsultasi mereka.
”...Dokter,” panggilan wanita itu membuyarkan lamunan Dokter Jeon. “Bagaimana keadaan Tuan Kim?”
“Ah. Tuan Kim. Tadi dia pingsan setelah saya suntikkan obat penenang, lalu saya obati luka di lengannya. Untunglah tetangga Anda segera menghubungi kediaman Tuan Kim, sehingga kepala pelayannya langsung datang menjemputnya. Saya jamin Tuan Kim dirawat dengan telaten dan dia akan baik-baik saja.”
Nyonya Hong menunduk.
”...Tuan Kim membawa pulang putra saya.”
Dokter Jeon dan Tuan Seo terdiam.
“Dia...dia menggigit lengannya, menggigit dirinya sendiri sampai berdarah, menyuruh saya mengunci pintu...,” wanita itu menutupi wajah dengan kedua tangan. “Dia melindungi putra saya...”
Tuan Seo tersenyum.
“Tuan Hong sungguh beruntung,” ucapnya. “Terus terang, saya yang Beta saja cukup terpengaruh. Estrus Tuan Hong begitu kuat. Saya tak bisa bayangkan ada Alpha yang sanggup menahan dirinya jika mencium feromon Tuan Hong saat ini...”
“Saya...saya harus berterima kasih pada Tuan Kim—”
“Nyonya.”
Dokter Jeon menahan wanita itu dengan tegas.
“Tugas Anda saat ini adalah menemani putra Anda melewati masa estrusnya. Saya mohon agar Anda jangan memikirkan hal yang lain dulu. Tuan Hong membutuhkan Anda,” sang dokter meremas tangan wanita itu. “Tuan Hong perlu minum banyak air. Buah-buahan segar yang sarinya manis akan sangat baik baginya. Untuk protein, dada ayam rebus akan lebih mudah dicerna daripada daging lain. Sayuran seperti ketimun dan selada juga bagus. Berbeda dari Alpha, Omega lebih membutuhkan makanan dengan banyak cairan.”
Dokter Jeon kemudian tersenyum tipis.
“Saya tidak akan memberikan banyak obat untuk Tuan Hong, karena saya ingin estrusnya kembali secara alamiah. Ini estrus keduanya setelah 10 bulan. Saya mengharapkan estrus ketiganya 2 bulan dari sekarang. Bila muncul di awal musim panas, maka kita tidak perlu khawatir. Siklus Tuan Hong akan berjalan normal untuk seterusnya.
Jika tidak muncul...yah, kami akan mencari suatu cara.”
Nyonya Hong mengangguk sebagai tanda bahwa dirinya paham.
“Baiklah. Kami akan permisi setelah menjelaskan pada Anda obat apa saja di sini—”
“Wonwoo.”
“Hmm?”
“Maaf...”
”? Kenapa?”
“Aku menciumnya.”
Tuan Seo menghela napas. Gerakan jemari suaminya yang mengelusi perutnya terasa monoton, membantunya rileks.
“Sayang,” Dokter Jeon menempelkan pipinya ke sisi kening Tuan Seo. “Justru aku yang minta maaf. Tidak seharusnya kau melakukan hal yang tidak kau suka.”
Tuan Seo membiarkan suaminya memeluk dan meninggalkan jejak kecupan di sepanjang sisi lehernya.
“Aku tahu kau tidak suka bau orang lain menempel di badanmu. Aku paham. Karena aku dokter, aku harus tahan. Tapi tidak ada alasan kau harus melakukannya juga.”
“Aku melakukannya karena mau membantu—”
Tuan Seo mendadak menarik napas. Suaminya menggigit kelenjar feromonnya, membuat sang Beta mengerang dan memenuhi kamar mandi tersebut dengan wangi hutan pinus. Feromonnya berkomplementer dengan feromon suaminya: bau udara segar di pagi hari.
Bila bau Alpha berbasis kayu dan tanaman pahit, beberapa memiliki aroma rempah menyengat, dan Omega adalah segala yang manis, harum dan lezat untuk dicicip, maka Beta berbau alam sekitar. Bau mereka samar-samar, menyaru bersama tanah dan udara, dan tidak pernah meledak sedemikian rupa seperti Alpha dan Omega dalam masa estrus. Mereka hidup dengan harmonis bersama feromon mereka.
Beta adalah penengah yang baik bagi Alpha dan Omega, terutama ketika estrus membuat mereka jatuh ke kondisi paling lemah. Beta dinilai cocok untuk membantu mereka semasa estrus.
Namun, itu bukanlah alasan kuat bagi Dokter Jeon untuk membiarkan suaminya melakukan hal yang membuatnya tak nyaman. Sekarang, Tuan Seo berbau sabun, sudah tidak lagi berbau Tuan Hong, tetapi masih jauh dari keinginan mereka berdua. Dokter Jeon perlu membaui suaminya secara menyeluruh hingga Tuan Seo berbau dirinya, dan dirinya berbau Tuan Seo.
“Aku tidak suka,” geram Dokter Jeon. “Bau ini. Omega. Bukan bauku.”
“Wonwoo...,” Tuan Seo berputar setelah gigitan suaminya dilepas. Persis di atas kelenjar feromonnya, bekas gigi tercetak jelas pada kulit kemerahan. Ia menenangkan suaminya dengan ciuman demi ciuman pada bibirnya. “Aku juga tidak suka...kau bau Alpha.”
“Hmm,” Dokter Jeon merangkul tubuh telanjang suaminya. Ia sendiri bergerak maju, mengecupi bibir lembut itu hingga merekah indah seperti mawar merah. “Berikan aku baumu, kalau begitu. Aku hanya ingin berbau dirimu, Sayangku...”
“Tapi, besok kau ada praktek—”
“Persetan,” dipagutnya bibir bawah suaminya. “Kita liburkan klinik sampai kau kembali berbau diriku...”
Jantung Tuan Seo berdegup mendengarnya. Itu artinya, paling cepat tiga hari mereka akan menghabiskan waktu hanya di ranjang. Ketika salah satu dari mereka kehilangan bau pasangannya, mereka akan memetakan kembali secara menyeluruh, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kini, keduanya kehilangan bau satu sama lain, yang artinya dikali dua...
Tuan Seo menunduk, menciumi bibir Dokter Jeon, sementara sang dokter berdiri dan menggendong suaminya keluar dari bak mandi. Ia mematikan gas, menyeka tubuh mereka sampai kering, lalu berjalan keluar—sambil terus berciuman—menuju ranjang.
Oh, ini akan menjadi minggu yang panjang.