narrative writings of thesunmetmoon

Part 77

#gyushuaabo

Baru mulai aja rasanya udah aneh.

Joshua memang nggak biasa datang ke acara beginian, tapi bukan berarti anak itu buta sama sekali akan ketentuan-ketentuan jamuan formal. Sebagai contoh, setau dia seharusnya yang duduk di ujung meja dan membawa acara kan tuan rumah ya? Ini Mingyu malah duduk di sampingnya. Yang duduk di ujung meja adalah Alpha-nya Yoon Jeonghan—

(mampus, fix ini mah dia pasti si raja...)

—lalu di sisi kanan-kiri Alpha itu adalah si wanita Omega dan Yoon Jeonghan. Mingyu duduk di sebelah si wanita Omega, lalu Joshua sendiri di sebelah Mingyu. Dua orang yang nggak anak itu kenal ditempatkan di sisi Yoon Jeonghan—rambut merah, lalu rambut hitam. Myungho di sebelah Joshua, sedangkan Dokter Jeon di seberang suaminya, di sisi si asing berambut hitam. Terakhir, Lee Seokmin, ditempatkan di ujung meja satunya, persis menatap sang raja.

Ting, ting, ting!

Sebuah pisau diketukkan ke gelas kristal, menghentikan obrolan masing-masing tamu dan mengalihkan fokus mereka ke sang raja. Alpha itu berdeham, lalu tersenyum. Senyumannya hangat, batin si anak. Seakan sang raja tersenyum dari lubuk hati terdalamnya.

“Seharusnya bukan aku yang duduk di sini, tapi kau, Mingyu—”

“Tidak, tidak. Sudah benar posisi kita ini. Saya tidak berani lancang—”

“—Sst. Sst. Ya, baiklah. Tenang. Aku hanya menggodamu sedikit,” kekeh sang Alpha. “Baiklah. Aku mewakili para sahabat dan keluarga di sini mengucapkan terima kasih padamu, Mingyu, karena telah mengundang kami. Kurasa semua yang di meja ini sudah saling mengenal, kecuali—”

Tatapan mata sang raja jatuh ke Joshua, membuat anak itu meneguk ludah.

“Aku tebak kau pasti Joshua Hong?”

Kini, seluruh mata tertuju padanya. Di bawah meja, Joshua mencari dan menemukan tangan Mingyu. Serta-merta, sang Alpha menggenggamnya, menyalurkan hangat juga rasa aman ke seluruh tubuh sang Omega.

“Iya...,” suara Joshua seakan kehilangan kekuatannya.

“Aku selalu ingin bertemu denganmu. Salam kenal, Tuan Hong,” Alpha itu tersenyum ramah. “Namaku Choi Seungcheol.”

“Emm—” oke, Joshua harus panggil dia apa? ‘Kamu’? ’Yang Mulia’? “—Tuan Seungcheol, eh, beneran raja bukan sih??”

Sedetik. Dua detik.

Lalu, gelak tawa. Pipi Joshua pun memerah. Bahkan Myungho terkikik di balik tangannya. That traitor!

Ih! Kenapa sih?? Kan lebih baik nanya daripada salah!!

Hueng...Mama, aku diketawain... 😢

Dia menoleh untuk mengiba belas kasihan Alphanya, eh Mingyu malah ikutan ketawa! Joshua baru ngeh. Anak itu spontan cemberut. Pipinya menggembung dan bibirnya monyong. Kerut di antara kedua alisnya tercetak jelas. Melihat paras kesal Omeganya, Sang Alpha berdeham salah tingkah walau masih tersenyum geli.

“Ah, iya, kau benar,” Tuan Raja masih terkekeh. “Kebetulan aku raja di negeri ini. Kurasa kau sudah bertemu tunanganku, Hani?”

“Kita berdua sih sahabat baik. Ya kan, Hong?” sang Omega menimpali dengan ringis jahilnya, yang langsung disambut putaran bola mata oleh Joshua. “Oh ya, jangan lupa kosongkan minggu keduamu bulan ini. Kami akan menjemputmu dan Nyonya Hong untuk menjahit baju kalian.”

“Baju?” Tuan Raja bertanya.

“Aku meminta Hong dan Kim menjadi pendamping kita.”

“Mingyu sih memang harus,” ujar Tuan Raja. “Tapi apa tidak apa-apa Tuan Hong menjadi pendamping juga?”

“Cheol, karena aku sudah memutuskan—”

“—Aaaaah, baik, baik. Maafkan aku. Kau benar, Sayang. Aku akan mengikuti keputusanmu, selama Tuan Hong tidak keberatan. Kau tidak keberatan kan...?”

Joshua menggeleng. Kemudian, mulutnya membuka untuk melontarkan pertanyaan.

“Kenapa Mingyu harus?”

Aneh.

Awalnya dia kira Mingyu diminta karena dia teman Yoon Jeonghan, tapi Tuan Raja malah bilang Mingyu 'harus' jadi pendamping. Maksudnya apa?

Bulu mata Tuan Raja mengerjap. Ia menopang dagu dengan kepalan tangan.

“Kenapa pula Mingyu tidak harus? Dia kan adikku.” jawabnya santai.

Mulut Joshua membentuk huruf 'O' lebar. Ia lalu mengangguk-angguk.

Masuk akal. Jelaslah sudah. Yoon Jeonghan dan Tuan Raja meminta Mingyu jadi pendamping di pernikahan mereka nanti karena Mingyu adalah keluarga sang raja. Kalau keluarga ya memang harus menemani sih—

.

.

.

sebentar.

“Apa tadi?”

“Ya?”

“Tadi. Apa tadi yang kamu bilang? Coba ulangin deh.”

Di sebelahnya, Myungho menarik napas mendadak. Begitu juga Dokter Jeon. Mereka berdua jelas kaget. Rasanya tidak percaya bahwa Joshua baru saja memanggil sang raja secara informal. Sementara itu, Lee Seokmin dan Yoon Jeonghan mati-matian menahan geli. Asing berambut merah menatapnya takjub, sama seperti si rambut hitam. Si wanita Omega mengangkat kedua alis.

Mingyu sendiri menatapnya dengan cemas.

Choi Seungcheol a.k.a orang nomor satu di negara ini kemudian meringis, lalu berkata, “Kim Mingyu, Alphamu itu, adalah adikku, Tuan Hong. Dia adalah anggota keluarga kerajaan.”

.

.

.

“HAH????!!!”