Mas Jevan


Seperti biasa jika Jerricho tidak bisa menjemput Olla, maka Jevan lah yang akan mengantar Olla. Sore ini Jevan ingin mengajak Olla ke groceries, bunda besok ulang tahun. Setelah menunggu 10 menit akhirnya Olla keluar dari lobby dan masuk ke mobil Jevan.

“Sore cantik.” Sapa Jevan dengan sumringah haha.

“Sore.”

“Cuek banget, La mau pergi dulu ngga ?”

“Kemana, Kak?”

“Belanja, besok bunda ulang tahun.”

“Loh iya? Kok Kakak gak bilang sih, Olla belum siapin kado apa-apa.”

“Ini bilang.”

“Hmm.. iya juga. Kok Kakak mau sih disuruh bunda belanja?”

“Ngga disuruh kok, tiap di keluarga Renandra ada yang ultah biasanya kita piknik atau jalan-jalan La. Biasanya bunda yang masak tapi kan sekarang bunda yang ultah, masa bunda juga yang masak.”

“Hahaha iya juga ya. Asik banget Kak piknik.”

“Asik, kamu mau ikut?”

“Ngga ah.. nanti ganggu.”

“Mana ada ganggu, yang ada ayah bunda seneng mantunya ngikut.”

“Kak, apasih?” Olla salting.

“wkwkwk gausah blushing gitu La, gemesh.”

“KAK.. STOP!”

Jevan tertawa, menepi dan menghentikan mobilnya. Olla bingung dengan tingkah Jevan.

“Kak, kok berhenti? Kenapa?”

“Katanya disuruh stop tadi.” Jevan menjawab dengan wajah ganteng tanpa salah.

“Maksud aku… ah udah lah capek.”

“HAHAHAHAHAHAHA… iya iya gausah manyun gitu, tambah imut.” Jevan plis stop.
Akhirnya Jevan Kembali melajukan mobilnya, Olla ngambek.


“Dah sampai tuan putri yuk turun.” Olla keluar tanpa memperdulikan Jevan.

“Hahaha jangan manyun terus La, dikira orang-orang kamu ngambek gak dikasih es krim lo.”

“Kak Jevan, udah dong kak ya ampun.”

“Iya udah ga gadoin lagi.”

“GODAIN KAK godain G.O.D.A.I.N dah lah capek, aku pulang aja bye.”

“Hahaha iya iya, udah ngga godain lagi.”

Olla sudah tidak tahu harus berkata apalagi, ia menarik nafas.

“Kak mau masak apa?”

“Apa ya, La? Paling sandwich sama bento kayaknya lucu.”

“ok, yaudah yuk.”

Jevan mendorong troli belanjaan sambil menggandeng tangan Olla agar tidak jauh-jauh darinya. Berasa sepasang suami istri belanja bulanan deh. Saat sedang asik berbelanja tiba-tiba seorang anak kecil menghampiri mereka. Anak itu merangkul kaki Jevan.

“Hai, adek kok sendiri?” Jevan duduk menyejajarkan dirinya dengan anak kecil itu.

“Mama ma ma.. es klim.” (mama es krim) anak itu menjelaskan dengan bibir mayun.

“Adek cari mama ya, mau es krim?” Tanya Jevan sangat halus, di jawab anggukan oleh si kecil.

“Sebentar ya kita cari mama, baru nanti beli es krim. Yuk sekarang kakak gendong kita cari mama.”

Olla tersenyum memperhatikan interaksi Jevan dengan anak kecil itu, Jevan sangat cocok.

“Ini ciapa?” tanya anak kecil itu kepada Jevan sambil menunjuk Olla.

“Calon istri kakak, cantik ngga?” Jawab Jevan membuat Olla melotot.

“Isti? Isti apa, Kak? Cantik.”

“Hai adek, gausah didengerin ya kakak nya.” Olla gemes sambil mencubit pipi si kecil.

Akhirnya mereka mencari ibu dari anak kecil itu, tapi anak itu rewel ketika melihat es krim, dia mau es krim. Tapi Jevan tidak akan membelikan karena biasanya anak kecil akan dilarang makan eskrim oleh mamanya.

“Caca, ya ampun sayang mama cariin kamu dari tadi.” tiba-tiba seorang ibu menghampiri mereka, sepertinya dia mama dari anak ini.

“Ya ampun mas, maaf ya ini Caca anak saya, tadi dia lari-larian tiba-tiba udah ngilang saya cariin dari tadi. Makasih ya, Mas.”

“Oh iya bu, lain kali di jaga ya anaknya. Kasian tadi nyariin terus mau es krim katanya, saya mau beliin takut dimarahin ibu hehe.”

“Maaf ya mas, pasti Caca rewel. Caca bilang makasih sama Mas…”

“Jevan”

“Makasih ya Mas Jevan kita pamit. Ayo Caca bilang makasih sama Mas Jevan.”

“Maacih Mas Jepan, Caca puyang duyu dadaaa” pamit Caca dengan sangat imut.

“Iya Caca, dadaa.” Jawab Jevan dan Olla bersama sambil melambaikan tangan.

Olla hanya tersenyum sedari tadi mendengar kata 'Mas Jepan'

“Kenapa sih senyum mulu dari tadi?” Tanya Jevan.

“Mas Jevan udah belum belanjanya?”

“La??”

“Mas Jevan mau es klim.” bibirnya di maju-majukan seperti anak kecil.

“Laaaa… duh jangan gitu ah.”

“Kenapa sih, Mas?”

“Laaa jangan panggil mas dong.”

“Hahaha kenapa sih, Mas?” Jevan melengos meninggalkan Olla.

“Mas… Mas Jevan, tungguin dong!” Olla mengejar Jevan.

“La ya ampun, ga kuat La.”

“Hahahahaha apaan sih, Mas lebay banget.”

“Mas.. Mas Jevan.. Mas wkwkwk”

Cup. Jevan mencium Olla singkat di pipinya. Olla diam, tubuhnya seketika membeku.

“Itu hadiah buat kamu udah buat aku deg-deg an.”

“Yuk pulang ah.” Olla melangkah dengan cepat, menyembunyikan wajah merahnya yang sudah seperti tomat.

“Hahahaha baru gitu doang udah kabur. Laaa, tungguin Mas Jevannya dong.”

Olla semakin cepat melangkahkan kakinya untuk menjauh dari Jevan.