saturkith

Hari ini hari sabtu Hyunjin bangun lebih telat dibanding biasanya dan tentu saja lebih telat dibanding Seungmin juga. Hyunjin keluar kamar setelah usai cuci muka dan sikat giginya. Pandangan yang pertama ia temui saat keluar kamar yaitu Seungmin yang sedang berkutat dengan bahan bahan makanan untuk sarapan mereka di dapur.

“Morning, Honey.”
“You looks gorgeous this morning.” Hyunjin ucapkan itu disela kecupan pagi mereka.

Padahal kondisi Seungmin pagi ini hanya menggunakan kaos oversize putih milik Hyunjin, celana pendek hitam dengan rambut acak-acakan, wajah khas bangun tidurnya dan tak lupa leher, pundak dan tulang selangka yang penuh bercak merah. Sudah biasa, menurut Seungmin. Mau dia dalam kondisi apapun juga Hyunjin akan tetap memujinya dengan hal-hal cheesy.

Tak butuh waktu lama Seungmin sudah siap dengan sarapan yang ia masak. Keduanya makan dengan sedikit obrolan harian mereka dan setelah selesai pun Hyunjin tidak lupa ucapkan terima kasih atas makanannya.

Hyunjin ambil alih bersihkan sisa-sisa sarapan mereka, Seungmin lanjutkan tugasnya untuk mencuci baju dan mulai merapihkan kamar mereka.

Waktu belum menunjukkan siang keduanya sudah selesai dengan tugasnya masing-masing. Walaupun sibuk bekerja pada hari-hari biasanya, keduanya sudah berjanji akan tetap melakukan pekerjaan rumah dan berbagi tugas pada hari libur.

Setelah selesai mandi, sekarang keduanya duduk bersampingan di sofa ruang tengah dengan Seungmin yang sibuk potong dan bersihkan kuku tangan dan kuku kaki Hyunjin. Sedangkan, Hyunjin sendiri fokus dengan TV yang menampilkan series netflix kesukaannya.

“Kalo gue potong kukunya kedaleman bilang ya, takut berdarah.”

Hyunjin jawab perkataan Seungmin hanya dengan anggukan. Seungmin yang juga tidak lanjutkan percakapan memilih tetap berkutat dengan kuku kuku tangan Hyunjin yang sebentar lagi selesai.

“Hyun, nanti agak sorean kita cari kopi yuk?”

“Mau cari kopi apa? lo kan baru beli mesin kopi, ya dipake buat bikin kopi sendiri dong, Sayang.” Hyunjin pilih untuk fokuskan dirinya kepada sang kekasih dan mengepause series yang sedang memutar di TV nya.

“Ih ya maksud gue tuh kita nongkrong di caffee, emang gak bosen di rumah doang?”

“Sayang, kita di rumah tuh jarang ya kita tiap hari lebih sering di kantor. Jadi, sekarang kira pacarannya di rumah aja. Minum kopi buatan lo sama makan cake yang sempet gue beli kemarin juga udah berasa lagi di caffee.”

Seungmin kerucutkan bibirnya, tanda tidak senang dengan ide Hyunjin.

“Jangan manyun manyun gitu, nanti gue cium seharian gak jadi ngopi lo.”

“TUH KAAAN ELO MAH,”
“Gue tuh sengaja ya ngajak lo pacaran di luar soalnya gue tau kalo di rumah berduaan sama lo doang ujung ujungnya capek!”

Hyunjin ketawa terbahak bahak, untungnya sesi potong kukunya sudah selesai sehingga Seungmin tidak akan protes dia banyak bergerak.

“Capek ngapain emangnya?” lontaran jahil itu sengaja Hyunjin lakukan saat ia lihat pipi Seungmin yang mulai memerah.

“Dasar mesum!”

“Loh? gue gak ngapa-ngapain kok dikatain mesum hahaha. Emang pikiran lo aja yang kotor!” Hyunjin sentil pelan dahi Seungmin dan lanjut tertawa.

“Oke kalo gitu kita pacaran di rumah tapi no skinship!”

“LAAAH PACARAN APAAN KAGAK BISA NEMPEL NEMPEL???”
“Eh tapi ciuman bisa kan? kan lipsship bukan skinship?”

Seungmin gatau mau respon bagaimana lagi kenapa Hyunjin bisa punya pikiran seaneh ini.

“Gak. Gue gak mau ada kontak apapun selain ngobrol.”

“Yah, gak seru dong!!! kan gue mau cuddles dan kisses.”

“Gue udah liat belanjaan lo kemarin ya Hwang Hyunjin, gak mungkin kita cuddles dan kisses doang! gue tau otak kotor lo. Lagian juga bekas yang semalem belom ilang, masa mau lo tiban lagi!”

“Gak seru ketawan duluan ah hahaha, padahal gue beli kondom varian baru tau!”
“Gue gak sabar cobainnya deh, semalem belom sempetkan gara-gara ngabisin yang lama dulu.”

“Gih sana cobain sendiri.”

“Ya gak bisa dong sayang, harus sama lo. Mau ya?”

“Enggak. Gue masih capek ih!”

“Nanti malem kok bukan sekarang, sekarang gue pijetin dulu sini.” Hyunjin naik turun kan alisnya yang malah membuat Seungmin makin kesal.

“Itu mah yang ada malah mulainya sekarang.”

“Ya gapapa biar lama mainnya hahaha.”

“Cukup ya Hwang Hyunjin, matahari belom di atas kepala, tapi otak lo udah kotor banget.”

Seungmin bangkit tinggalkan Hyunjin yang masih dengan sisa tawanya ke arah dapur dan mulai hidupkan mesin kopi. Gak butuh lama Seungmin sudah selesai dengan dua es americano nya dan tata kue yang Hyunjin beli ke atas piring.

Seungmin letakkan kopi dan cake di hadapan Hyunjin, hanya satu porsi untuk Hyunjin. Sedangkan miliknya ia bawa sendiri ke kamar tanpa hiraukan Hyunjin, ia berkutat dengan setumpuk buku buku tebal kesayangannya.

Hyunjin yang tidak suka didiamkan akhirnya mulai menghampiri si manis dan mulai menjahilinya. Di mulai dari mencolek-colek pipi Seungmin, sampai mulai memindahkan tumpukan buku buku secara acak di dalam kamar semua telah dia lakukan.

Seungmin tetap fokus pada buku tebal di tangannya. Hyunjin yang sudah mulai sebal akhirnya memberanikan diri menerjang tubuh yang lebih muda dan mengusal-usalkan wajahnya di leher Seungmin. Sambil mengucapkan

“Akwu ga sukha dicuewkiiyynnn”
“Sayaaaanggg”

Seungmin akhirnya terkikik geli dan usap sayang belakang kepala yang lebih tua.
Sampai Hyunjin dongakkan kepalanya dengan ekspresi yang dibuat-buat sedih.

“Gak usah sok sedih kamu! ganggu aku aja.”

“Sayang...”

“Hm.”

“Gimme kith.”

“Udah aku bilang gak usah sok imut.”

“Cium dulu.”

“Gak ah males.”

“MAU CIUUUM.”

Seungmin hanya berdecak pelan dan kecup bibir Hyunjin.

“Lagi.”

“Kok ngelunjak?”

“Mau ciuman.”

“Udah barusan.”

“Tadi cuma kecup, aku mau ciuman.”

“Banyak mau!”

Seungmin memang protes tetapi dia tetap cium Hyunjin, sebenarnya niatnya hanya sebentar tetapi apa daya kendali diambil alih secara penuh oleh yang lebih tua. Tahan tengkuk Seungmin dan menciumnya lebih dalam lagi, telusupkan lidahnya dan di respon dengan tangan Seungmin yang remat surai hitam panjang milik Hyunjin. Decakan-decakan khas ciuman terdengar memenuhi kamar, gak lama karena Seungmin sudah kehabisan napas sehingga ia paksa lepas bibirnya yang masih dilumat oleh Hyunjin.

“Mau lagi.” Hyunjin masih gunakan ekspresi puppynya.

“Beneran deh kenapa lo banyak mau banget.”
“Nanti lagi aja ah, ciuman terus nanti bibir gue bengkak.”

“Ya gapapa, nanti makin seksi.”

“Ngomong sekali lagi gue gigit bibir lo.”

“Mau.”

Seungmin gak main main dengan perkataannya, saat Hyunjin merasa senang akan diberi ciuman lagi ternyata Seungmin hanya ingin berkesempatan untuk gigit bibirnya gemas. Hyunjin yang kaget dan kesakitan akhirnya spontan berteriak dan tarik kepalanya menjauh.

Seketika kamar itu dipenuhi oleh suara tawa Seungmin dan rengekan Hyunjin yang masih kesakitan. Jangan salahkan Seungmin jika bibir padat Hyunjin menjadi makin bengkak, karena kalau dia tidak melakukan itu sudah dipastikan bibirnya yang akan bengkak.