write.as
Birthday Bash


DISCLAIMER

warning tags:
9.6k words, top!Jeongin, bot!Seungmin, top!Minho, slight 2min, jeongmin established relationship, threesome, porn with plot, explicit sexual content, local harsh words, local vulgar words, feminization, guy wears skirt, clubbing, drinking alcohol, dry humping while dancing, grinding, sexual harassment, dubious consent, gaslighting, kissing, making out, groping, stripping, neck biting, nipple suck, nipple play, hand job, blow job, face fucking, deep throat, hair pulling, cum eating, praising, degradation, degrading kink, slut shaming, overstimulation, multiple orgasm, vibrator, anal fingering, anal sex, bareback, masturbation, unprotected sex, balcony sex, semipublic sex, rough sex, double penetration, spanking, creampie, voyeurism, cukcolding, kink realization, aftercare.

Sebenernya ini mau di post pas ultah Jeongin kemarin, tapi ternyata malah telat sebulan 🥲🥲🥲 but yeaaa better late than never :’))

Sebagai reminder, Author tidak membenarkan semua yang ada dalam cerita ini. Cerita ini pure fiksi dan hanya untuk hiburan semata.

kindly hit me on cc, tellonym, or dm kalau ada tags yang belum ada atau kurang sesuai yaaa! anyway read with your own risk and happy reading! ✨


“Sayang? Ayo dong jangan diem aja. Kita udah turun ke dance floor gini masa kamu diem aja,”

“Oh I hate you very much, Yang Jeongin,”

Tangan Seungmin gatal sekali ingin menjitak kepala sang kekasih, namun dirinya tetap membuka bibirnya ketika Jeongin menarik pinggangnya mendekat dan memagut mesra bibir manisnya. Seungmin hanya merutuk melihat dirinya lagi-lagi terlena akan pagutan bibir Jeongin, namun dirinya memang selalu menyukai bagaimana bibir tipis milik lelaki Yang itu yang sangat lihai memanjakan bibirnya. Entah bagaimana pagutan bibir Jeongin akan selalu sukses membungkam dirinya.

“And I love you too, babe,” Ucap Jeongin seraya melepaskan pagutan bibir mereka berdua.

Kemudian dilihatnya lelaki yang lebih muda darinya itu kembali berjingkrak-jingkrak mengikuti dentuman musik yang memenuhi seluruh penjuru ruangan. Melihat cengiran bahagia dari wajah Jeongin membuat Seungmin akhirnya melunak dan ikut bergoyang mengikuti alunan musik yang membahana. Bagaimanapun hari ini adalah hari ini memang hari spesial, wajar saja kekasihnya itu akan menikmati harinya dengan penuh sukacita.

Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Yang Jeongin.

Sesungguhnya Seungmin menyesal telah berkata akan mengabulkan apa pun permintaan Jeongin, berhubung hari ini adalah hari ulang tahunnya. Masih Seungmin ingat bagaimana mata ala rubah milik Jeongin yang berbinar-binar senang mendengar pernyataan Seungmin beberapa jam lalu itu. Seungmin seharusnya sudah menduga bahwa sang kekasih yang memiliki hormon berlebih ini permintaannya tidak akan jauh-jauh dari otak mesumnya.

“Today I’m gonna do anything you want, Jeong,”

“Anything?”

“Anything,”

Dan di sinilah dirinya sekarang, di tengah-tengah keriuhan orang yang memenuhi lantai dansa, mengenakan crop top yang menampilkan perut ratanya dan rok mini yang menunjukkan lekuk bokong sintalnya dan kakinya yang jenjang. Wajahnya pun dipolesi oleh rias wajah yang semakin membuat pesona kecantikannya berkali lipat. Well, memang Seungmin tahu Jeongin senang jika dirinya berpenampilan cantik memukau seperti ini, namun tetap saja dirinya kesal setengah mati.

Tidak, bukan penampilannya yang membuat Seungmin kesal. Seungmin sesungguhnya tidak masalah menggunakan setelan pakaian ketat ala wanita dengan rok mini yang sangat menunjukkan lekuk tubuhnya yang molek itu. Seungmin sesungguhnya menikmati tatapan penuh damba dari orang-orang di sekitarnya karena memang dirinya senang dipuja.

Yang membuat dirinya kesal adalah…

“AAKH!”

…benda bulat sialan yang kini tengah bergetar dalam liang analnya.

“Kenapa sayang? Kok mukanya cemberut begitu?” Tanya Jeongin dengan nada tanpa dosa.

Beruntung gema musik dalam ruangan sangat kencang sehingga hanya Jeongin yang mendengar desahan kerasnya. Seungmin hanya mampu mendelik melihat lelaki yang lebih muda darinya itu. Jeongin sendiri hanya terkikik geli melihat sang kekasih yang wajahnya cemberut seraya mencebikkan bibirnya. Pipi gembilnya kini merona seperti kepiting rebus, membuat Jeongin semakin gemas melihatnya.

“Bisa-bisanya kamu nanya begitu, Jeong? Padahal kamu yang—aaaakhh!”

Seungmin buru-buru menutup mulut seraya menggigit bibirnya kencang agar desahannya tidak meluncur dari bilah bibirnya. Lelaki Kim itu kembali menatap Jeongin dengan kesal. Namun belum sempat dirinya melontarkan sumpah serapah pada sang kekasih, dirinya kembali merasakan getaran kencang dalam liang analnya yang memberikan rangsangan stimulan pada sekujur tubuhnya. Jeongin dengan sigap langsung merengkuh pinggang ramping Seungmin ketika melihat kekasihnya itu terhuyung-huyung lemas.

“Padahal aku kenapa sayang?” Tanya Jeongin dengan nada menggoda.

“Shut up you asshole,” Umpat Seungmin dengan gusar.

“But your asshole here won’t shut up, babe,” Balas Jeongin seraya menepuk-nepuk bokong sintalnya. Jemarinya yang panjang itu dengan nakal menyelinap di balik roknya dan menekan-nekan area lubang senggamanya di balik celana dalamnya, yang semakin membuat vibrator dalam liang analnya itu masuk semakin dalam di sana.

“Yang Jeongin!” Seungmin kini melotot ke arah sang kekasih.

Jeongin sendiri hanya terkekeh melihat reaksi Seungmin. Kemudian tangan Jeongin yang satunya merogoh saku celananya dan menggapai remote kecil di sana. Ibu jarinya yang besar itu menekan lagi tombol kecil pada remote itu, yang sontak membuat Seungmin langsung berpegangan kencang padanya. Wajahnya merah merona dan berkeringat, menahan getaran kenikmatan yang semakin kencang di bawah sana.

“Capek ya?” Tanya Jeongin lagi-lagi dengan nada tak bersalah, seakan-akan bukan dirinya lah yang menyebabkan Seungmin mati-matian menahan desahan kerasnya. “Sini pegangan aja sama aku.”

Jeongin kemudian membawa Seungmin dalam dekapannya seiring dengan gerak tubuhnya yang mengikuti dentuman irama musik yang bergema. Seungmin dapat merasakan bibir Jeongin mulai menjelajahi leher jenjangnya. Lidah lihai sang kekasih itu dengan gencar menjilati leher jenjangnya sebelum membubuhinya dengan kecupan-kecupan panas.

“Aaah—just take me upstairs, Yang Jeongin!” Bisik Seungmin meminta Jeongin untuk membawanya pada kamar hotel di atas Club. Dirinya kini tak kuasa menahan hawa nafsu yang menggelegak ingin dipuaskan. “Enough with this foreplay! Just fuck me already!”

“Who said this is a foreplay? It’s barely a foreplay,” Ucap Jeongin seraya membalikkan badan Seungmin dan dengan gemas meremas pinggulnya, “Just shake that booty, babe. Feel the rhythm here.”

Seiring dengan beat musik yang membahana, Seungmin dapat merasakan Jeongin yang menggesekkan pinggulnya pada bokongnya. Dapat Seungmin rasakan milik sang kekasih yang menyembul keras di balik jeans nya. Dapat Seungmin rasakan juga tangan Jeongin yang menggerayangi tubuhnya dari belakang bersamaan dengan gesekan yang semakin intens pada bokongnya, membuat dirinya mendesah tertahan.

Well, bohong jika Seungmin bilang dirinya tidak menyukainya.

Seungmin kemudian ikut menggerakkan pinggulnya, semakin memundurkan bongkahan sintal bokongnya agar semakin menggesek kejantanan Jeongin yang sudah mengeras di dalam sana. Kedua tubuh dua sejoli itu kini saling menekan dalam gesekan, seakan keduanya berlomba-lomba untuk saling membangkitkan hasrat dalam organ intim mereka. Tangan Jeongin kini bertumpu pada pinggang ramping Seungmin, ikut menggoyangkan pinggul mereka berdua mengikuti tempo cepat dari musik yang berdentum-dentum kencang. Tangan yang satunya kemudian menyelinap ke dalam rok Seungmin, menyusup ke sela pahanya hingga tangan besarnya itu menemukan kejantanan Seungmin yang masih terbalut celana dalamnya.

“Ada yang seneng ya pantatnya aku gesek-gesekin begini,” Ucap Jeongin seraya mengusap-usap kejantanan Seungmin yang mengeras di balik celana dalamnya, jemari panjang lelaki Yang itu dapat merasakan celana dalam sang kekasih yang lembap dan basah. “Sampai basah begini celana dalam kamu.”

Bagaimana tidak? Kekasihnya yang mesum itu tiada hentinya menaikkan tingkat getaran pada vibrator dalam lubang senggamanya, membuat Seungmin harus bersusah payah menahan rangsangan stimulan yang menjalar di sekujur tubuhnya. Ditambah tangan besar Jeongin pun dengan lihai menggerayangi tubuhnya dan menggesek bokongnya, membuat Seungmin semakin haus akan sentuhan dari lelaki Yang itu. Wajar saja jika libido Seungmin melonjak tinggi sekarang hingga kejantanannya ini mengeras dan mengeluarkan banyak pre-cum yang membasahi celana dalamnya.

Seungmin kemudian dengan cepat menyingkirkan tangan Jeongin yang asyik meraba-raba penisnya, “Jangan di sini! Gimana kalau ada yang lihat—aaakh!”

Lagi-lagi getaran vibrator itu memberinya guncangan kenikmatan di bawah sana, membuat Seungmin harus mengigit keras-keras bibirnya agar desahan tidak meluncur dari mulutnya. Jeongin tidak menyembunyikan tawa menyebalkannya ketika dirinya lagi-lagi menekan tombol pada remote di sakunya hingga vibrator dalam liang anal Seungmin bergetar pada tingkat paling tinggi. Dilihatnya kaki Seungmin yang bergetar dan lemas, lalu Jeongin dengan sigap menahan pinggangnya dari belakang agar Seungmin tidak jatuh dari posisinya.

“Capek ya? Aku ambilin minum ya sayang?” Tanya Jeongin seraya mengecup tengkuknya dari belakang.

Seungmin kemudian menoleh ke arah Jeongin dan mendelik tajam, “Enough with dancing! Just take me upstairs!”

Namun Jeongin malah melepaskan pegangannya pada pinggang ramping sang kekasih dan bergegas menuju bar, meninggalkan Seungmin di tengah lantai dansa. Meninggalkan Seungmin dengan birahi yang sudah mencapai ubun-ubun. Meninggalkan Seungmin yang frustasi akan gejolak hawa nafsu.

Yang Jeongin bajingan.

Jika saja Seungmin tidak punya rasa malu, mungkin dirinya akan memaksa Jeongin untuk menyetubuhinya sekarang juga di tengah-tengah para penikmat hidup di Club ini. Rasanya gejolak hasratnya semakin mengaburkan kewarasannya, ditambah dirinya sudah tidak mampu menahan getaran kenikmatan dalam liang analnya. Seungmin ingin kejantanan Jeongin dengan segera mengisi lubang senggamanya, bukannya benda bulat sialan ini.

Beruntung akal sehat Seungmin kembali ketika dirasakannya getaran vibrator di dalam liang analnya perlahan berhenti. Sepertinya Jeongin mematikannya saat lelaki Yang itu melangkah pergi menuju meja bar. Seungmin lega karena hal ini memberikannya sedikit ruang untuk mengambil napas seraya beristirahat sebentar, karena sungguh melelahkan berdansa dengan getaran stimulan tiada henti di bawah sana.

Setelah berdiam diri sebentar untuk mengumpulkan tenaga, Seungmin hendak menyusul sang kekasih di bar dan langsung menyeretnya ke kamar hotel di atas Club ini. Namun gerakannya terhenti ketika dirinya merasakan sepasang lengan merengkuh pinggang rampingnya dari belakang. Akhirnya Jeongin kembali juga.

“Kamu lama banget,” Ucap Seungmin kesal karena Jeongin yang meninggalkannya. “Mana minumannya?”

Kekasihnya itu tidak menjawab sama sekali, bahkan memberikan minuman seperti yang dijanjikan pemuda Yang itu pun tidak. Seungmin dapat merasakan bilah bibir yang kembali mengecup tengkuknya. Seungmin juga kembali merasakan gesekan pinggul sang kekasih pada bokong sintalnya. Lengan kekar yang melingkar di pinggang rampingnya itu kini menggerakkan tubuh mereka berdua agar bergoyang mengikuti gema musik yang memantul-mantul di seluruh penjuru ruangan.

Aneh, rasanya aneh. Segala sentuhan dari sang kekasih ini terasa janggal. Tangan Seungmin langsung bergerak menuju jemari yang sibuk mengusap-usap perut ratanya. Seketika mata Seungmin langsung melotot menyadari jemari yang dia rasakan itu bukan jemari panjang Jeongin.

Seungmin dengan cepat langsung melepaskan diri dari dekapan orang asing itu, “Anjing lo ya! Berani-beraninya lo pegang-pegang gue—“

Sumpah serapah Seungmin terhenti ketika dilihatnya sosok lelaki bersurai ungu di hadapannya ini. Postur tubuhnya yang tegap dan atletis, garis wajahnya yang tegas dengan hidung mancung sempurna, gesturnya yang mempesona, semuanya melengkapi ketampanan yang dipancarkan si surai ungu. Iris kecoklatan dari matanya kini memandang Seungmin dengan tatapan menggoda.

“Cat got your tongue, sweetie?” Ucapnya. “I’m Lee Minho, by the way.”

Seungmin langsung tersadar dari lamunannya dan menatap si lelaki bersurai ungu dengan gusar, “Well, Minho, I’m not asking your name.”

“It’s okay, sweetie,” Ucap Minho yang kini menarik pinggang ramping Seungmin mendekat seraya berbisik padanya, “At least you know whose name you have to shout when I make you moan.”

Seungmin langsung melepaskan lagi pegangan Minho dan kembali menatap lelaki kurang ajar ini dengan kesal, “Just fuck off, dude.”

“Wow, feisty and pretty. I like it. Bet you’re gonna love it when I rail you hard to heaven,” Balasnya dengan nada seduktif yang sama.

“Go to hell, you dickhead,” Umpat Seungmin dengan jengkel seraya meninggalkan lelaki bersurai ungu itu dan bergegas menuju bar untuk menyusul sang kekasih.

Bukan sekali dua kali Seungmin digoda dan di ajak tidur oleh lelaki asing jika dirinya mendatangi Club malam seperti ini. Karenanya Seungmin lebih suka jika ke Club bersama Jeongin. Jeongin akan selalu berada di dekatnya seraya merangkul erat pinggangnya, menunjukkan kepada siapa pun penghuni di Club bahwa Seungmin adalah miliknya dan tidak boleh ada yang menyentuhnya. Bersama Jeongin membuat Seungmin dapat menikmati gegap gempita keriuhan Club tanpa gangguan lelaki mesum seperti Minho tadi.

Hanya saja kekasihnya yang lebih muda darinya itu dengan bodohnya meninggalkan Seungmin sendirian. Ditambah dengan penampilan Seungmin yang mengenakan crop top ketat dan rok mini yang memamerkan lekuk tubuhnya, siapa pun pasti akan langsung mendekati dan menggodanya begitu Jeongin meninggalkannya sendirian.

Dilihatnya kini Jeongin yang duduk bersandar pada meja bar ketika Seungmin sampai di bar. Kekasihnya itu kini menyeringai seraya meneguk martini nya. Wajahnya kini sudah memerah karena mabuk.

“Here’s your margarita, babe,” Ucap Jeongin seraya menyerahkan gelas alkohol itu pada Seungmin. Seungmin langsung meneguk margarita itu dalam satu tegukan dan merasakan hangatnya cairan fermentasi itu melewati tenggorokannya.

“Kamu kok malah diem aja di sini daritadi bukannya ngebawain aku minuman?” Cecar Seungmin dengan gusar. Seungmin masih kesal dirinya digoda dengan tidak senonoh oleh orang asing dan kekasihnya ini malah diam saja di meja bar.

“Maaf sayang, aku kebanyakan minum tadi. My head kinda spinning around so I take a lil bit moment here,” Jawab Jeongin seraya meneguk lagi minumannya.

“Kalau gitu kamu jangan lanjut minum lagi dong, Jeong! You’re one drink away from being totally wasted!” Omel Seungmin seraya mengambil gelas Jeongin dari tangannya.

“Hey!” Protes Jeongin yang jengkel minumannya direbut oleh Seungmin.

“Kamu tau gak tadi aku digodain orang? Aku kesel banget tau gak! Dan yang bikin aku makin kesel itu kamu tuh gak ada di sana buat nonjok dia!” Geram Seungmin yang nampak luar biasa marah karena kejadian tadi.

“Really?” Ucap Jeongin seraya menoleh ke arah lantai dansa. “Siapa yang berani-beraninya godain kamu?”

“Kamu telat! Orangnya udah gak tau kemana!” Hardik Seungmin yang masih luar biasa kesal Jeongin pergi meninggalkannya. “Dan mendingan kita ke atas sekarang! Aku udah gak mood di sini!”

Belum sempat Jeongin membalas, Seungmin sudah menariknya bangun dan menyeretnya menuju kamar VIP di atas Club. Sesampainya di kamar, Seungmin langsung menarik kerah Jeongin dan menyambar bibir lelaki Yang itu dengan bibirnya. Jeongin sesungguhnya terkejut melihat sang kekasih yang tiba-tiba meraup bibirnya dengan penuh nafsu, namun bilah bibirnya tidak menolak dan membalas pagutan panas itu dengan gairah yang sama besarnya.

“Gak sabaran banget sih kamu,” Komentar Jeongin di sela-sela pagutan bibir mereka berdua.

“Kamu kelamaan soalnya,” Timpal Seungmin masih dengan nada jengkel yang sama.

Seungmin dengan cepat langsung membuka kancing-kancing kemeja Jeongin dan melepaskan kemeja itu dengan asal ke lantai. Sesungguhnya Seungmin sudah sering melihat bagaimana bentuk tubuh atletis Jeongin, hanya saja dirinya tidak bisa menahan untuk tidak menjilat bibirnya sendiri. Seungmin menyukai pemandangan menggairahkan akan tubuh Jeongin yang proporsional nan kekar dengan otot perut yang sempurna. Seungmin selalu suka bagaimana lengan-lengan berotot itu menggendongnya dan membanting tubuhnya dengan kuat dan kasar.

Baru saja Seungmin hendak mendorong Jeongin ke tempat tidur, Seungmin merasakan lagi getaran vibrator dari liang analnya. Refleks lelaki Kim itu langsung berpegangan pada lengan Jeongin.

“J—Jeonginhh—aaakh!” Desah Seungmin merasakan getaran benda bulat kecil di bawah sana kini kembali kencang.

“Kalau aku bilang sabar ya sabar,” Ucap Jeongin menyeringai seraya memutar-mutar remote vibrator yang kini sudah di tangannya. “You said you’re gonna do anything I want, right? Now strip.”

Seungmin kemudian dengan tidak sabar langsung meraih kancing-kancing pada crop top ketatnya dan mulai melepaskannya satu persatu. Tangannya ikut bergetar seiring dengan getaran kencang dalam lubang senggamanya, namun jemari lentiknya bergerak lincah melepas kancingnya. Seungmin sudah sampai pada kancing keempat ketika dirasakannya tangan Jeongin yang menangkap tangannya. Seungmin menatapnya bingung namun Jeongin hanya memberikan seringai khasnya.

“Sambil goyang dong sayang kalau mau telanjang,” Ucap Jeongin seraya menyalakan musik sensual pada ponselnya dan membiarkan irama alunan erotis itu memenuhi ruangan.

“Tapi aku gak jago stripping sambil dance gitu, Jeong—aaaah!” Seungmin hanya mampu mendesah erotis ketika Jeongin menaikkan kembali tingkat getaran dalam liang analnya.

“Remember your promise, babe,” Balas Jeongin kembali menuntut janji Seungmin beberapa jam yang lalu. “Now strip for the birthday boy, please.”

“Aaah—Tapi matiin dulu vibratornya baru aku mulai stripping,” Pinta Seungmin seraya menahan kakinya yang mulai gemetar. Bagaimana bisa dirinya bergerak dengan luwes dan bebas apabila getaran-getaran kenikmatan di bawah sana menghambat gerak langkah kakinya?

“Alright fine,” Ucap Jeongin mengabulkan permintaan Seungmin dan dengan segera menekan tombol off pada remote nya.

Ketika dirasakannya benda bulat di dalam liang analnya sudah berhenti bergetar, Seungmin kemudian berjalan mendekat ke arah Jeongin. Rasanya Seungmin sudah tidak peduli lagi jika nanti tariannya akan terlihat aneh. Toh dirinya tahu bagaimanapun juga Jeongin akan selalu memujanya—apalagi dalam keadaan tubuh moleknya yang polos tanpa busana. Seungmin dapat melihat sorot mata ala rubah milik sang kekasih yang sekarang terpancang sepenuhnya pada dirinya, memandangnya dengan tatapan kelaparan.

Dengan lenggak-lenggok tubuh semampainya, Seungmin kemudian melanjutkan kegiatan membuka kancing crop top nya dengan perlahan. Tidak lupa Seungmin tampilkan senyum seduktifnya saat membawa tubuhnya merapat pada tubuh Jeongin. Jeongin menyeringai senang melihat dada mulus dan perut rata Seungmin kini mulai terekpos ketika seluruh kancing crop top nya telah terbuka semua.

Jemari lentiknya kini mencapai roknya dan dengan sengaja menyibaknya di hadapan lelaki Yang itu, memperlihatkan padatnya bokong sintal miliknya yang masih terbalut dalam celana dalam tipis. Seungmin puas melihat kilat penuh hawa nafsu pada mata Jeongin akan pemandangan lekuk pinggulnya yang menggiurkan. Baru saja tangan Seungmin hendak menurunkan resleting roknya, tangan Jeongin menahan gerak tangannya.

“Keep the skirt, you’re pretty with your skirt,” Ucap Jeongin yang Seungmin balas dengan anggukan manis.

Kemudian Seungmin membalikan badannya, membiarkan punggungnya bertemu dengan dada bidang Jeongin yang terbuka. Mengikuti tempo musik sensual yang mulai melambat, perlahan Seungmin gerakan pinggulnya agar bokong indahnya bergesekan lagi dengan kejantanan Jeongin yang sudah mengeras di balik celana jeans nya. Seungmin dapat mendengar desahan Jeongin yang tertahan saat kedua tubuh mereka saling menekan, membuat lelaki Kim itu semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama musik yang menggema.

Lalu tangan Seungmin membawa lengan kekar Jeongin agar merengkuh tubuh rampingnya dari belakang. Dalam genggamannya, dengan perlahan Seungmin tuntun tangan besar Jeongin agar mencapai sisi crop top nya yang telah terbuka sempurna. Paham isyarat sang kekasih, tangan Jeongin kini bergerak melepaskan crop top Seungmin dari belakang. Tidak lupa Jeongin berikan kecupan singkat pada bahu Seungmin saat kulit mulus itu tereskpos.

“Katanya kamu gak jago stripping,” Bisik Jeongin seraya melempar asal crop top Seungmin ke lantai dan membelai lembut kulit putih polos bak porselen itu. “Tapi kok bisa banget bikin aku makin horny?”

“Emang kamunya aja yang sangean, sayang,” Jawab Seungmin seraya membalikkan tubuhnya dan menghadap sang kekasih.

Jemari lentik Seungmin kini mengusap pelan dada bidang Jeongin. Kemudian Seungmin membawa bibirnya mengecup dada bidang sang kekasih seiring dengan gerak tangan halusnya yang ke bawah. Bibirnya perlahan bergerak ke bawah, menyapu di sepanjang tulang rusuknya hingga mencapai perut Jeongin. Bagian ini yang tentunya takkan Seungmin lewatkan, karenanya Seungmin menjulurkan lidahnya untuk menjilat satu per satu cetakan apik kotak-kotak dari otot perut Jeongin. Sesekali jemarinya dengan lincah mencubiti dengan gemas otot six pack Jeongin, hingga membuat pemuda Yang itu melenguh keras.

Lidah merah muda milik Seungmin semakin bergerak ke bawah, mengusap garis pinggang Jeongin. Kemudian tangan Seungmin meluncur ke bawah dan mulai meraba celana jeans sang kekasih. Tangannya itu dengan lembut mengusap-ngusap gundukan milik Jeongin yang sudah sangat mengeras. Namun sebelum jemari lentik itu membuka kancing dan resleting celana jeans Jeongin, tangan pemuda Yang itu tetiba menangkap tangan Seungmin.

Seungmin kemudian menoleh ke atas, menatap bingung sang kekasih yang lebih muda darinya itu. Jeongin hanya terkekeh melihat raut wajah Seungmin yang kebingungan. Kemudian Jeongin membawa telapak tangan lelaki Kim itu kembali pada kejantanannya yang menyembul di balik jeans nya.

“Pegang deh. Feel my heart beat here,” Ucap Jeongin seraya menggenggam punggung tangan Seungmin yang kini sudah merasakan kerasnya milik lelaki Yang itu.

Seungmin hanya memutar bola matanya, “Sejak kapan jantung pindah ke kontol,”

Jeongin tidak menahan tawanya mendengar cibiran sarkas sang kekasih, “Hehehe tapi pegang deh. Kerasa kan kontol aku deg-degan gara-gara kamu,”

“Tolol,” Umpat Seungmin namun sudut bibirnya berkedut, berusaha agar tidak tersenyum geli. Seungmin sudah paham dengan kebiasaan Jeongin yang akan meracaukan ocehan bodoh apabila otaknya sudah dikuasai birahi.

Kemudian jemari lentik Seungmin bergerak cekatan membuka kancing celana jeans Jeongin dan menurunkan resletingnya. Seungmin dapat merasakan kejantanan Jeongin yang besar dan berurat itu menampar pipi gembilnya ketika batang gemuk itu merasakan udara bebas. Dilihatnya kini kejantanan pemuda Yang itu yang mengacung tegak di depan wajahnya, seakan menuntut Seungmin untuk mengulumnya sekarang juga.

“Really? You’re going commando?” Ucap Seungmin seraya menggelengkan kepalanya mendapati Jeongin tidak mengenakan celana dalam sama sekali di balik jeans nya. Pemuda Yang itu hanya menyeringai.

“Biar gak sesek sayang hehe,” Jawab Jeongin seraya mengusap lembut surai cokelat Seungmin.

Melihat ekspresi Jeongin yang nampak tidak sabar ingin miliknya dipuaskan, Seungmin kemudian mengecup kepala organ genital milik Pemuda Yang itu. Lidah hangatnya perlahan bergerak di sepanjang kejantanan sang kekasih. Bibirnya yang ranum semakin membuka saat kepalanya bergerak maju, meraup habis batang gemuk nan panjang itu ke dalam mulutnya yang licin dan basah. Tidak lupa lidahnya dengan lihai menjilat cairan pre-cum yang sudah luber di kepala kejantanan Jeongin hingga membuat kekasihnya itu melenguh keras.

“Yes—hhhh—right there, baby. Keep going,” Racau Jeongin seraya memejamkan matanya menikmati jamahan lidah Seungmin yang memanja kejantanannya.

Puas mendengar sang kekasih yang kerap mendesah, Seungmin menelan penis Jeongin semakin dalam hingga menyentuh pangkal kerongkongannya yang lembut dan elastis. Jeongin dapat merasakan kebanggaan miliknya itu tertanam semakin dalam di rongga mulut sang kekasih, membuatnya mengerang merasakan mulut Seungmin yang bernafsu mengulum kejantanannya. Gerak maju mundur kepala Seungmin semakin kencang, memperkuat hisapannya pada organ vital sang kekasih. Seungmin dapat merasakan penis Jeongin yang berdenyut-denyut di dalam mulutnya, pertanda sebentar lagi lelaki yang lebih muda darinya itu akan mencapai klimaks.

“AKHH!!” Jerit Seungmin ketika dirinya merasakan tangan besar Jeongin menjambak keras surai cokelatnya hingga kulumannya pada penis pemuda Yang itu terlepas.

“Pinter banget mulut kamu ya, tapi aku gak mau keluar di mulut yang ini sayang,” Ucap Jeongin seraya mengusap bibir Seungmin yang kini berantakan dengan cairan pre-cum miliknya. Jeongin kemudian menarik Seungmin hingga berdiri lagi dari posisi berlututnya, dan memeluknya erat. Tangannya yang besar itu kemudian menyambar bokong sintal Seungmin dan meremasnya dengan kencang. Lalu telapak tangannya menyusup ke sisi celana dalam tipis Seungmin dan merobeknya dengan kasar.

SRAK!

Jeongin kemudian membuang asal celana dalam yang sudah lembab dan terkoyak itu ke lantai. Kedua jemari panjang Jeongin kini berputar-putar di cincin analnya, “Aku maunya keluar di mulut yang ini,”

“Kalau gitu tunggu apa lagi, Jeong—aaaah!”

Ucapan Seungmin terputus oleh desahannya ketika dua jemari panjang milik Jeongin menerobos liang analnya tanpa aba-aba. Dengan cekatan dua jemarinya itu mengambil bola kecil vibrator yang tertanam jauh di dalam liang surgawi itu dan menariknya keluar. Seungmin dapat merasakan cairan kental lubrikan yang ikut merembes dari liang analnya saat Jeongin menarik vibrator itu keluar. Memang sedari awal Jeongin sengaja membenamkan vibrator ini bersamaan dengan minyak lubrikan yang banyak dalam liang anal Seungmin agar semakin melicinkan dinding rektum sang kekasih.

Seungmin dapat merasakan Jeongin membawa tubuh rampingnya dalam gendongan lengan kekarnya. Refleks Seungmin langsung mengaitkan kaki-kakinya yang jenjang pada pinggang Jeongin seraya meremat bahu tegapnya. Dengan rakus pemuda Yang itu pun kembali melumat bibir manis Seungmin yang sudah membengkak. Seungmin pun memejamkan mata dan menerima pagutan panas bibir sang kekasih dengan lidah yang kini saling beradu.

Terlena akan lihainya lidah Jeongin yang memanja dalam pagutan panas, Seungmin tidak menyadari bahwa Jeongin membawanya ke balkon kamar hotel mereka. Seungmin baru menyadarinya saat merasakan hembusan angin malam yang menerpa kulitnya yang terbuka. Belum sempat Seungmin bereaksi, Jeongin sudah menurunkan tubuhnya dan mendorong punggungnya membungkuk hingga dirinya refleks bertumpu pada pagar balkon. Tangan besar pemuda Yang itu pun juga menyibak rok yang dirinya kenakan dengan tidak sabar. Melihat kondisinya sekarang seketika otak Seungmin mencerna situasi.

“Bentar, jangan bilang kamu mau—AAAKHHHH!!!”

Seungmin membiarkan jeritannya yang penuh kenikmatan itu memecah keheningan malam ketika dirinya merasakan kejantanan Jeongin memasuki liang analnya dalam sekali hentakan. Entah sejak kapan Jeongin menurunkan celananya dan memposisikan kebanggaan miliknya yang kelewat besar itu pada lubang senggamanya. Seungmin sudah tidak peduli jika jeritannya itu terdengar sampai ke bawah sana. Yang Seungmin pedulikan sekarang hanyalah kenikmatan dari gempuran bertubi-tubi sang kekasih.

“Aaakh—Jeonginhhh—AAKH!!” Seungmin hanya mampu melenguhkan nama Jeongin dalam setiap gempuran keras pinggul pemuda Yang itu.

“Keep shouting my name, babe. I like the way you moan my name so hard,” Ucap Jeongin seraya menghentak kencang batang kebanggaan miliknya jauh di dalam liang anal sang kekasih.

Jeongin mendesis keras ketika dirinya merasakan bagaimana dinding-dinding anal itu seakan menghisap batang kejantanannya semakin dalam, menggenggam kuat sekeliling batang panjang nan berurat miliknya dalam hawa panas. Pemuda Yang itu tiada hentinya mengerang menikmati sensasi hangat dari liang surgawi milik lelaki Kim itu. Semakin erat otot-otot rektum Seungmin mencengkram penisnya, semakin kencang pula tempo gempuran kejantanan Jeongin yang tiada henti menghantam prostat Seungmin.

““Aaaakh!—Aaaakh!—J—Jeongin—kamu mau apa—Aaakh!!” Seungmin tidak mampu menyelesaikan kalimatnya ketika Jeongin menusuk titik ekstasinya untuk ke sekian kalinya. Dirinya merasakan satu kakinya diangkat oleh pemuda Yang itu, hingga Seungmin refleks langsung menggenggam erat pegangan pada pagar balkon.

“Biar—hhhh—makin enak sayang,” Jawab Jeongin sekenanya, pemuda Yang itu terlalu sibuk mengejar kenikmatan duniawi dalam setiap hentakannya.

Jeongin mengangkat satu kaki Seungmin agar dirinya dapat dengan leluasa menghentak penisnya lebih dalam. Sisa-sisa minyak lubrikan dalam lubang senggama Seungmin melicinkan gesekan akan friksi dari organ genital Jeongin dan dinding anal lelaki Kim itu, membuat lelaki bermarga Yang itu semakin bergerak membabibuta menggempur liang anal Seungmin. Suara kulit mereka yang saling bertumbukan pun ikut meramaikan suasana malam yang dipenuhi oleh desahan dan lenguhan dari pergumulan dua lelaki dengan gejolak libido yang menggebu-gebu.

“J—Jeong—Aaaakh!!—a—aku mau keluar—AKH!!” Desah Seungmin yang sudah tidak kuat lagi menahan desakan penisnya untuk mencapai puncak orgasme.

“Sambil teriak yang kenceng sayang,” Ucap Jeongin seraya mempercepat tempo gempurannya. “Teriak yang kenceng biar semua orang tahu kalau kamu lagi dikontolin sampe tolol.”

Jeongin pun semakin menghentakkan pinggulnya dengan kencang dan menggempur liang anal Seungmin dengan brutal. Pemuda Yang itu dapat merasakan penisnya semakin berkedut hebat merasakan otot-otot rektum lelaki yang lebih tua darinya itu menggelayut kencang di sepanjang batang kejantanannya, meremasnya dalam kenikmatan yang memabukkan. Jeongin merasakan otot perutnya mengejang seiring dengan miliknya berdenyut tidak terkendali.

Seungmin sendiri menggenggam erat pegangan pada pagar balkon, berusaha menahan diri agar badannya tidak limbung. Dirinya melolongkan desahan kenikmatan tiada henti di setiap tumbukan keras kejantanan sang kekasih pada titik ekstasinya. Rasanya Seungmin sudah tidak kuat lagi dengan segala rangsangan stimulan yang menghantam prostatnya itu.

“YANG JEONGIN—AAAAKHHHH!!!” Jerit Seungmin sekencang mungkin saat dirinya mencapai klimaksnya.

Seungmin sudah tidak peduli lagi dengan orang-orang yang akan mendengar jeritannya yang penuh kenikmatan itu ketika kejantanannya menyemburkan cairan putih kental pada pagar balkon. Klimaks dari Seungmin itu juga disusul oleh Jeongin yang mencapai puncaknya, dimana pemuda Yang itu langsung menghentak keras dan menembak ganas lahar putihnya dalam lubang senggama sang kekasih. Seungmin dapat merasakan benih-benih Jeongin yang memenuhi liang analnya, bahkan ikut luber keluar dari mulut cincin analnya saat lelaki yang lebih muda darinya itu perlahan mengeluarkan kejantanannya.

“You don’t think this is over, do you?” Bisik Jeongin seraya memeluk Seungmin dari belakang.

Seungmin dapat merasakan Jeongin yang kembali menggesek-gesekan kejantanannya yang sudah mengeras lagi pada bongkahan sintal bokongnya. Sesekali pucuk batang kebanggaan milik Jeongin kembali mengenai cincin analnya yang masih basah akan sperma lelaki Yang itu, seakan tidak sabar untuk menorobos lagi lubang senggamanya. Seungmin sudah paham bagaimana seorang Yang Jeongin dengan lonjakan libido yang tinggi akan menjadi penggugat seks yang takkan puas hanya dengan sekali bersetubuh.

“Lanjut di tempat tidur, aku pegel kalau sambil berdiri begini,” Ucap Seungmin yang rasanya akan keram pada pinggul dan kakinya apabila dirinya terus dalam posisi berdiri dan menungging.

Jeongin kemudian dengan sigap membawa Seungmin dalam gendongan ala bridal style dan melangkah masuk lagi ke dalam kamar. Seungmin dapat merasakan empuknya kasur tempat tidur mereka ketika Jeongin menjatuhkan tubuh mereka berdua di sana. Seungmin kembali mendesah ketika Jeongin kembali mencumbu leher jenjangnya yang sudah dipenuhi oleh bercak-bercak kemerahan dari lelaki Yang itu.

Dibiarkannya Jeongin menikmati setiap jengkal tubuh molek miliknya yang dapat dijamah oleh sentuhan lidah pemuda Yang itu. Dari perut menuju dada hingga lehernya. Bibir Jeongin kembali menciumi leher jenjang milik Seungmin dan menggigitnya perlahan, membuat Seungmin memejamkan kedua kelopak matanya dalam kenikmatan tak tertahankan.

“Tau gak sayang,” Ucap Jeongin di sela-sela kecupan panasnya. “Dari tadi ada yang nontonin kita loh.”

Seketika terdengar suara tepuk tangan seiring dengan langkah kaki yang mendekat, “Wow, what a great show.”

Badan Seungmin mengejang mendengar suara itu. Seketika Seungmin membuka matanya dan mendapati lelaki bersurai ungu yang menggodanya di Club kini sudah berdiri di hadapan mereka berdua. Minho menyeringai menikmati tatapan Seungmin yang penuh kekagetan melihat dirinya yang mendadak muncul di tengah-tengah pergumulan panas mereka berdua.

“Gak nyangka gue bisa klimaks hanya dengan nontonin kalian ngewe.” Ucapnya seraya membetulkan resleting celananya. “I’m impressed.”

“What the fuck—aakh!” Baru saja Seungmin ingin memberontak namun gerakannya terhenti ketika dirinya merasakan sesuatu mencengkram keras kedua tangannya dari belakang. Hatinya mencelos ketika mendapati justru Jeongin lah yang kini menahan kedua lengannya dari belakang hingga dirinya tak bisa bergerak.

“Jeongin!” Seru Seungmin seraya melotot tidak percaya melihat Jeongin yang malah mencekal tangannya seperti ini.

Jeongin hanya menyeringai melihat berbagai emosi yang muncul dari tatapan Seungmin. Rasa terkejut yang membuncah, kebingungan yang merayap, serta amarah yang membara kini bercampur jadi satu dalam sorot mata lelaki Kim itu. Jeongin dapat merasakan iris hazel mata sang kekasih kini memicing dan menatapnya dengan tajam.

“Apa-apaan ini? Sejak kapan kamu kenal sama bajingan ini?” Tanya Seungmin yang tidak menyembunyikan kegusaran dari nada suaranya.

Jeongin hanya terkekeh mendengar amarah dari lelaki yang lebih tua darinya itu, “Jangan marah dulu dong sayang. Aku juga baru kenal sama Minho tadi kok.”

Mengetahui Jeongin yang juga baru mengenali si lelaki mesum bersurai ungu ini justru membuat nada suara Seungmin semakin meninggi, “Bisa-bisanya kamu ya! Kamu baru kenal dia terus ajak si brengsek ini ke sini? Bahkan setelah aku cerita ke kamu kalau aku digodain sama dia?!”

“Bahkan pacar lo yang tadi nyuruh gue buat godain lo, cantik. Begitu kita kenalan di Bar, dia iseng nyuruh gue buat godain lo. Dia mau liat reaksi lo pas digodain orang,” Timpal Minho dengan santai.

“What the fuck?!” Umpat Seungmin semakin melotot tidak percaya pada Jeongin.

“Sayang dengerin dulu—” Ucap Jeongin.

“Pacar lo juga tadi yang ngide supaya gue join ke sini dan nontonin kalian dari kamar mandi.” Lanjut Minho yang semakin memanas-manasi keadaan.

Mendengar ucapan Minho membuat Seungmin meraung murka, “YANG JEONGIN LO ANJING!!!”

Sumpah serapah meluncur dari bibir manis Seungmin seiring dengan gerakannya yang meronta-ronta ingin melepaskan diri dari cengkraman keras tangan Jeongin. Pemuda Yang itu semakin mengencangkan pegangannya pada kedua tangan Seungmin, takut gerakan berontaknya akan membuat cengkramannya terlepas.

“Emang dasar lo manusia paling bangsat, Yang Jeongin!!!” Umpat Seungmin untuk ke sekian kalinya.

“Dengerin dulu dong sayang” Ucap Jeongin mencoba menenangkan. “You said you’re gonna do everything I want, right?”

“But not like this!!!” Geram Seungmin yang masih murka akan kelakuan kurang ajar sang kekasih.

“I know how you really like challenges to spice up our sex life,” Ujar Jeongin seraya mengecup tengkuk Seungmin. “Tadinya aku mau coba kita main di tempat umum, di toilet Club. Then I realized having sex with third party is so much more intriguing.”

“Otak lo isinya kontol doang! Brengsek lo ya—aaakh!”

Umpatan Seungmin pada Jeongin teredam desahannya ketika Minho langsung membawa lidahnya menjilat leher jenjang lelaki Kim itu dan menghisap bercak-bercak merah yang dihasilkan Jeongin.

“Nah gitu dong sayang, kamu nikmatin aja,” Jeongin menyeringai puas mendengar desahan yang meluncur dari bibir Seungmin.

Sungguh Seungmin tak mampu berkata-kata.

Seluruh emosi amarah dan rasa takut menjalar di seluruh tubuh Seungmin hingga dirinya bergetar. Memang dirinya seorang yang menggilai seks, namun Seungmin menunjukkan sisi itu hanya pada Jeongin seorang. Hanya Jeongin lah satu-satunya pria yang pernah bersenggama dengannya. Tidak pernah sekalipun dirinya merasakan batang kejantanan lain menjamah liang analnya selain milik Jeongin.

Tentunya sudah tak terhitung berapa kali Seungmin menolak mentah-mentah ajakan untuk berhubungan seks satu malam dari para lelaki hidung belang seperti Minho. Sungguh ironis ketika beberapa saat lalu dirinya menolak mentah-mentah ajakan Minho, namun sekarang justru Seungmin terduduk di tempat tidur dalam keadaan nyaris telanjang bulat hanya dengan roknya, tertahan tanpa perlawanan di hadapannya.

“Just relax, sweetie. I could satisfy you the way your boyfriend did,” Bisik Minho dengan nada sensual.

Rasanya hawa nafsu Minho semakin bergejolak melihat tubuh molek nan mulus milik Kim Seungmin kini terkulai pasrah di hadapannya. Sedari tadi lelaki Lee itu menahan batang kejantanannya yang menegang kembali melihat tubuh menggiurkan milik Seungmin, bahkan sesaat setelah dirinya klimaks menontoni sang malaikat manis di hadapannya ini disetubuhi oleh kekasihnya.

Sungguh menjadi penonton dan melakukannya langsung memiliki sensasi yang berbeda. Menonton tubuh indah sang malaikat ini digagahi dengan brutal oleh pemuda Yang itu tentunya sukses melambungkan gejolak libidonya yang melonjak tinggi. Dan sekarang saat merasakan langsung tubuh sempurna itu dalam jamahan lidahnya sungguh memberikan sensasi kenikmatan tiada duanya.

Rasanya Minho tidak sabar mencicipi kejantanan mungil milik malaikat penuh dosa itu dalam mulutnya.

Tanpa membuang waktu, Minho kemudian membawa bibirnya, menyapu jenjang leher milik Seungmin. Lidahnya dengan lincah menghisap setiap tanda merah yang dihasilkan oleh Jeongin, tidak lupa Minho berikan gigitan di sana yang membuat Seungmin melenguh keras. Bibirnya semakin turun ke bawah lagi, menjelajah puas di setiap jengkal area dada putih nan mulus itu.

“Anjing lo—aaakh!”

Seungmin tidak mampu melanjutkan sumpah serapahnya lagi ketika bibir Minho kini menghampiri pucuk puting merah mudanya yang sudah mencuat keras. Desahan dan lenguhan Seungmin semakin keras ketika jemari Minho pun ikut andil dalam bergerilya di dada lelaki Kim itu, memilin tonjolan sensitif milik Seungmin yang satunya hingga memberikan rangsangan stimulan yang menjalar pada sekujur tubuhnya.

Rasanya Seungmin ingin memaki dirinya sendiri yang sekarang justru terbuai dengan segala sentuhan yang Minho berikan. Desakan akan hasrat dan hawa nafsu semakin tidak terbendung tatkala lidah terampil Minho semakin bergerak ke bawah membelai perut ratanya dalam sentuhan basah nan hangat. Akal sehatnya menentang mati-matian segala rangsangan itu, namun Seungmin tahu benar dirinya tidak bisa menahan reaksi tubuhnya yang menginginkan sentuhan lebih dari Minho. Terlebih ketika kejantanannya sekarang sudah mengacung tegak ke arah Minho, tidak sabar ingin merasakan mulut hangat lelaki bersurai ungu itu.

Minho kemudian menyibak rok mini Seungmin dan membawa lidahnya pada kepala kejantanan lelaki Kim itu. Sentuhan lidah Minho yang lihai menjilati pucuk sensitif dari organ vital Seungmin tak ayal membuat lelaki Kim itu kembali melenguh keras. Lidahnya mengecap rasa kecut dan asin dari sperma Seungmin yang keluar beberapa saat lalu yang bercampur dengan cairan pre-cum nya.

Dalam gerakan lambat, lidah merah muda itu menghisap dan mengusap di sepanjang batang kejantanan Seungmin hingga membuat si manis kembali mengerang penuh kenikmatan. Bahkan tanpa sadar Seungmin mendorong pinggulnya agar kejantanannya masuk lebih dalam pada mulut hangat Minho, dirinya menginginkan jamahan lebih banyak dari lidah licin Minho yang memanjanya.

“Oh my God, Minho—aaaah,” Lenguh Seungmin yang kini seakan terbang ke nirwana menikmati sentuhan lidah Minho.

“See? You enjoy it well, babe,” Ucap Jeongin seraya mengecup tengkuk sang kekasih.

Mendengar ucapan Jeongin barusan membuat Seungmin menoleh ke arah lelaki yang lebih muda darinya itu dan menatapnya tajam. Gejolak amarah bercampur dengan rasa frustasi akan hasrat seksual menguasai dirinya tanpa bisa Seungmin tahan lagi.

“Ya emang ini kan yang lo mau?!” Hardik Seungmin. “I’m gonna fucking enjoy it, you asshole!”

Minho kini mencengkram keras pinggul Seungmin seiring dengan kepalanya yang bergerak maju dan mundur. Hisapannya semakin kencang dengan bibirnya yang mengatup erat di sekeliling kejantanan Seungmin, membuat lelaki Kim itu terengah dalam gairah. Seungmin hanya mampu menggeliat liar ketika dirinya merasakan ujung penisnya mencapai pangkal kerongkongan Minho. Gerakan maju mundur kepala Minho yang cepat dan hisapannya yang kuat membuat segalanya tak tertahankan lagi untuk Seungmin.

“Minhooh—aku—aaaakhh!!!”

Seungmin tidak sempat menyelesaikan kalimatnya ketika dirinya menyemburkan cairan putih kental ke dalam mulut lelaki Lee itu. Minho pun semakin membenamkan kepalanya di antara pangkal paha Seungmin, menelan habis saripati spermanya dengan cepat dan tanpa jeda. Bahkan ketika kejantanan Seungmin sudah selesai menyemburkan spermanya, lidah hangat Minho masih bergerak aktif di pucuk kepala organ sensitif itu, berharap masih ada cairan putih kental yang tersisa.

“Gila,” Komentar Jeongin terpukau dengan apa yang baru saja dia saksikan. “Baru kali ini aku ngeliat kamu klimaks buat orang lain, sayang. Such an amazing view.”

Seungmin masih mengatur napasnya ketika Jeongin melepas cengkraman tangannya. Seungmin tidak menduga bahwa Minho bisa membuatnya merasakan kenikmatan hingga klimaks sebanyak itu. Sesungguhnya Seungmin sedikit terkejut mendapati bahwa Minho dapat memberikan kenikmatan seksual yang tiada tara, karena selama ini kenikmatan itu hanya dirinya dapatkan dari Jeongin.

“Thank you for letting me satisfy you, sweetie,” Ucap Minho seraya bangkit dari sela paha Seungmin yang mengangkang lebar. Seungmin dapat melihat lelaki bersurai ungu itu menjilat sisa cairan putih kental di bibirnya.

Kemudian Minho menoleh ke arah Jeongin, “And thank you for letting me blow your sweet angel here. I guess I have to find someone else to release my load. I’m getting really hard right now.”

Jeongin hanya terkekeh, “No worries. Just go find someone else to fuck, then.”

Baru saja Minho hendak beranjak pergi, dirinya merasakan sesuatu menahan tangannya. Minho dan Jeongin terkejut melihat Seungmin yang kini mencengkram keras tangan Minho, menahannya untuk bangkit dari tempat tidur.

“Siapa bilang lo boleh pergi begitu aja?” Desis Seungmin pada Minho, yang tidak hanya membuat pemuda bersurai ungu itu mengernyit bingung tetapi juga membuat Jeongin mendelik ke arah Seungmin.

“You said you’re gonna satisfy me the way my boyfriend did, right?” Lanjut Seungmin dengan mata yang berkilat-kilat dengan hawa nafsu. “Then fuck me the way my boyfriend did! Kontolin gue sekarang juga!”

“Hah?!” Seru Minho dan Jeongin berbarengan dengan penuh kekagetan, terkejut mendengar apa yang baru saja Seungmin ucapkan. Bedanya Jeongin kaget dengan penuh rasa syok sementara Minho kaget dengan penuh rasa girang.

Minho masih melotot terkejut dengan binar-binar kegirangan yang tidak dia tutup-tutupi, bahkan di wajah tampannya muncul seringai kesenangan. Dirinya masih tidak percaya dengan permintaan sang malaikat manis penuh dosa ini. Sementara Jeongin masih membelalakan matanya terkejut mendengar permintaan Seungmin, tatapan syok dengan mulut yang menganga terpampang di wajah tampan ala rubah itu.

“Sayang—” Ucap Jeongin namun Seungmin dengan cepat memotong kalimatnya.

“You’re the one who want a third party to spice up our sex life, right?” Sergah Seungmin dengan emosi. “Jangan larang gue buat ngasih apa yang lo mau sekarang!”

Jeongin panik bukan main.

Sedari awal niatnya meminta Minho untuk memberikan Seungmin oral seks adalah untuk menggoda sang kekasih. Jeongin sesungguhnya penasaran bagaimana reaksi Seungmin apabila dirinya disentuh orang lain, karena selama ini hanya Jeongin lah yang selalu menyentuh Seungmin sampai sisi terdalamnya. Karenanya Jeongin mengusulkan pada Minho untuk ikut serta dalam memberikan kenikmatan pada sang kekasih, dan itu hanya sebatas pemberian oral seks sampai klimaks. Jeongin tidak menduga Seungmin akan berbalik menyerangnya seperti ini.

What an instant karma.

“What are you waiting for?” Tanya Seungmin kini tersenyum manis pada Minho.

Dilihatnya lelaki bersurai ungu itu melirik ke arah Jeongin. Seungmin paham maksud lirikan Minho. Kemudian Seungmin menoleh ke arah Jeongin dan mendorong sang kekasih yang lebih muda darinya itu hingga jatuh dari tempat tidur.

“What the fuck!” Umpat Jeongin yang kaget dirinya mendadak didorong sampai jatuh dari tempat tidur.

“Jangan coba larang gue buat main sama Minho,” Ucap Seungmin dengan sorot mata penuh niat balas dendam yang bercampur dengan rasa haus akan kenikmatan seksual. “I want him to fuck me. You can go fuck yourself, Yang Jeongin.”

“Babe—”

“Enjoy your birthday gift!”

Jeongin hanya mampu mematung melihat bagaimana Minho yang langsung bergerak cepat menindih Seungmin dan meraup bibirnya dengan hawa nafsu yang tidak terbendung lagi.

Lelaki Lee itu dengan cepat melepas semua lembar demi lembar kain yang menghalangi tubuh mereka berdua, bahkan dengan kasar Minho merobek rok mini Seungmin hingga kini tubuh mereka berdua polos tanpa busana. Seungmin pun langsung mengalungkan lengannya pada leher Minho seiring dengan kedua tubuh mereka yang saling menghimpit. Seungmin membuka pahanya lebar-lebar, menikmati friksi dari gesekan kedua kejantanan mereka yang saling menekan. Dapat Seungmin rasakan batang kebanggaan milik lelaki Lee yang besar itu telah menegang hebat.

Bibir mereka berdua terkunci dalam pagutan penuh gairah. Dari segala hisapan, jilatan, dan kecupan dari bibir pemuda bersurai ungu itu, Seungmin dapat melihat bahwa Minho merupakan tipikal yang kasar dan tidak sabar saat bercinta. Namun hal ini tidak mengurangi gairah seksual Seungmin karena lelaki Kim itu justru tipikal yang suka dikasari saat bersetubuh. Seungmin jadi semakin tidak sabar membayangkan bagaimana batang kejantanan Minho yang besar dan berurat itu menggempur habis liang analnya, apakah kenikmatannya akan sama dengan milik Jeongin atau justru lebih nikmat.

“Minho—aaakh!” Desah Seungmin seraya mengacak-acak surai ungu Minho di sela-sela kecupan mereka.

“Keep moaning my name, sweetie,” Ucap Minho yang kembali membawa bibirnya meraup bibir manis itu. Tangannya pun juga ikut berpartisipasi dalam memberikan kenikmatan. Dengan cekatan tangan Minho langsung menggapai kejantanan Seungmin dan memompanya dengan cepat, membuat sang malaikat manisnya itu semakin mengerang keras.

Menatap langsung bagaimana kedua tubuh telanjang itu saling berhimpit dan menggeliat liar dalam pergumulan panas itu membuat kepala Jeongin mendadak kosong. Jeongin masih terdiam mendengar bagaimana sang kekasih yang mengelu-elukan nama orang lain dalam desahan yang meluncur dari bibirnya. Sekarang yang Jeongin rasakan bukan lagi rasa kaget, panik, kecewa, atau pun marah…

…yang Jeongin rasakan sekarang adalah lonjakan birahinya.

Jeongin tidak tahu siapa yang gila di sini. Apakah Minho yang gila, mau saja dibodohi hasrat seksualnya untuk memuaskan gairah libido Seungmin. Atau mungkin memang Seungmin yang gila, mau saja membiarkan dirinya digauli oleh lelaki asing di hadapan kekasihnya sendiri. Atau justru Jeongin sendiri lah yang gila, karena dirinya malah merasakan hawa nafsu yang menggelegak melihat kekasihnya sendiri digagahi oleh orang lain di depannya langsung.

Baru kali ini Jeongin menyadari dirinya suka melihat Seungmin mendesah dalam senggama dengan orang lain. Dirinya terangsang melihat bagaimana Seungmin yang terkulai pasrah menerima setiap sentuhan Minho yang penuh kenikmatan. Jeongin sudah tidak peduli lagi dengan logika dan akal sehatnya ketika tangannya kini mencapai kejantanannya dan mengocoknya. Matanya terpancang pada pemandangan erotis di depannya seiring dengan tangannya semakin kencang memompa miliknya.

Dari sudut matanya Seungmin menyeringai melihat Jeongin yang kini bermasturbasi dengan napas tersengal, menikmati pemandangan akan dirinya yang bergumul panas dengan Minho. Rasanya Seungmin ingin memberikan pertunjukan yang semakin panas pada sang kekasih. Seungmin kemudian sengaja mengangkat pantatnya hingga kerutan cincin analnya bersentuhan dengan kejantanan Minho. Dengan sengaja Seungmin menekan bokong sintalnya pada kulit batang gemuk itu, memberikan friksi kenikmatan dari gesekan mulut lubang senggamanya dengan pucuk kejantanan Minho.

Menerima dengan baik sinyal dari Seungmin, Minho dengan sigap melepas pagutan bibir mereka berdua dan mengambil minyak lubrikan di nakas sebelah tempat tidur. Mata Seungmin berkilat-kilat tidak sabar melihat lelaki Lee itu kini membalurkan minyak pelumas yang banyak di sepanjang batang kebanggaannya. Dapat Seungmin rasakan Minho yang kini memposisikan kejantanannya pada cincin anal Seungmin.

Kemudian Seungmin membisik tepat di telinga Minho dengan nada penuh provokasi seksi, “Konto